Oto.WahanaNews.co | Invasi Rusia ke Ukraina berdampak ke berbagai bidang termasuk ke dunia otomotif. Baru-baru ini lembaga survei JD Power dan LMC Automotive mengeluarkan keterangan bahwa tindakan negara yang dipimpin Vladimir Putin itu akan berdampak pada bisnis kendaraan niaga ringan.
Diperkirakan akan terjadi penurunan penjualan kendaraan ringan global sebesar 400.000 unit menjadi 85,8 juta unit. Penurunan dipicu oleh juga karena kenaikan harga minyak dan aluminium yang dapat membuat pembeli enggan membeli mobil dan truk baru.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pasalnya serangan Rusia di Ukraina menyebabkan harga minyak melonjak menjadi lebih dari USD100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014. Belum lagi saat ini industri otomotif masih bergulat dengan krisis semi konduktor yang memaksa produsen mengurangi jumlah produksi mobil.
"Pasokan dan harga kendaraan di seluruh dunia akan berada di bawah tekanan tambahan berdasarkan tingkat keparahan dan durasi konflik di Ukraina," kata Jeff Schuster, Presiden Operasi Amerika dan perkiraan kendaraan global di LMC Automotive.
Selain berdampak pada penjualan kendaraan niaga ringan, aktivitas produksi otomotif akan ditutup untuk sementara. Beberapa perusahaan, termasuk pembuat mobil Volkswagen dan Renault serta pembuat ban Nokian Tyres yang ada di Rusia mulai berhenti produksi.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Bahkan perusahaan mobil buatan Rusia, AvtoVAZ juga terpaksa menutup beberapa pabrik perakitan mobil. Penghentian produksi dilakukan menyusul invasi Rusia ke Ukraina baru-baru ini yang membuat akses ke perbatasan ditutup. Alhasil suplai logistik ke perusahaan-perusahaan itu termasuk AvtoVAZ tidak jalan.
"Hal ini akan terus dilakukan sampai kita menemukan jalur logistik baru," ucap sumber AvtoVAZ yang dikutip Automotive News Europe.
Pembuat ban Finlandia, Nokian, mengatakan pihaknya mengalihkan produksi beberapa lini produk utama dari Rusia ke Finlandia dan Amerika Serikat untuk mempersiapkan kemungkinan sanksi lebih lanjut setelah invasi.[gab]