WahanaNews-Otomotif | Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diyakini akan berdampak terhadap penjualan otomotif. Kondisi ini menurut President Director PT Bridgestone, Mukiat Sutikno, disebut market shocked.
Meski sektor otomotif akan mengalami market shocked, Mukiat mengatakan hal tersebut terjadi selama 2-3 bulan. Pada bulan 4 dan seterusnya, penjualan diyakini akan kembali merangkak.
Baca Juga:
PT Chery Sales Indonesia Tambah Kuota Harga Spesial Chery Omoda E5
"Kalau kita lihat ke belakang biasanya kalau ada kenaikan dari bahan bakar, market akan berdampak 2-3 bulan biasanya. Jadi kita sebut market shocked," ujar Mukiat kepada merdeka.com, Kamis (1/9).
Lesunya pasaran otomotif di Indonesia menurut Mukiat tidak hanya disebabkam kenaikan harga BBM, tetapi juga inflasi di seluruh negara. Menurutnya, kenaikan harga BBM merupakan satu keputusan yang tidak mungkin dihindarkan. Terpenting, imbuh Mukiat, pelaku usaha di sektor otomotif mampu mensiasati kondisi tersebut dengan cermat.
"Tidak ada pilihan, karena kalau kita pertahankan subsidi tersebut berarti kan pemerintah harus menggelontorkan uang juga untuk subsidi," imbuhnya.
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing Industri Otomotif Nasional, Pemerintah Beri Sejumlah Insentif
"Ini mau enggak mau akan berdampak terhadap market shocked di Indonesia, jadi menurut saya Q3 tahun ini bisa juga tentunya pertumbuhan otomotif pertumbuhan ekonomi bisa akan melambat karena kenaikan-kenaikan tadi," sambungnya.
Pengurangan Konsumsi Minyak Indonesia
Sementara itu, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto, mendorong adanya pengurangan konsumsi minyak oleh Indonesia, khususnya untuk kendaraan.