WahanaNews - Otomotif | Kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dipercaya bakal berdampak positif bagi pasar mobil di Indonesia.
Staf Khusus Menteri Perekonomian Bidang Pengembangan Industri dan Kawasan, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, Indonesia merupakan pasar mobil terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Baca Juga:
RI-Jepang Perkuat Kerja Sama Industri Otomotif Menuju Netralitas Karbon
Meski begitu, rasio kepemilikan mobil di negara ini masih amat rendah jika menilik data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yaitu 99 unit per 1.000 orang.
“Saya yakin dari 99 unit per 1.000 orang ini hitungannya banyak di Pulau Jawa,” ujarnya Kamis (1/12/2022) lalu dalam ‘Seminar Nasional: Strategi Transisi Pengembangan Teknologi Elektrifikasi dan Manajemen Unit In Operation Menuju Net Zero Emission di Indonesia’ yang disiarkan secara virtual.
Menurutnya, pindahnya IKN dari Jakarta ke area baru yang dinamakan Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur mulai 2024 ia nilai bakal mendorong penjualan mobil. Selain itu, penyebarannya juga tidak lagi ‘Jawa-sentris’.
Baca Juga:
Kendaraan BAIC Asal China Siap Mengaspal di Indonesia
“Kalau Kalimantan dikembangkan lewat IKN baru dan green energy (energi hijau), akan menciptakan pertumbuhan baru dan menambah kepemilikan mobil di sana,” lontar Putu.
“Kita punya potensi mengembangkan di wilayah Kalimantan yang masih luas dan potensi gempanya juga lebih rendah,” lanjutnya.
Menilik data ASEAN Automotive Federation, penjualan mobil di Indonesia periode Januari-Oktober 2022 mencapai 851.413 unit atau naik 21,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Pesaing terdekat adalah Thailand dengan transaksi jual-beli 750.597 unit, tumbuh 25,9 persen.
Di bawahnya, secara berturut-turut, ada Malaysia (penjualan 577.902 unit), Vietnam (332.963 unit), Filipina (280.300 unit), Singapura (35.678 unit), Myanmar (6.730 unit).
Meski demikian, Indonesia hanya negara produsen mobil terbanyak kedua di ASEAN dengan volume 1.201.046 unit, meningkat 34,5 persen yoy. Ranking pertama ditempati oleh Thailand yang memproduksi 1.599.927 unit atau naik 17,1 persen yoy.
Indonesia sendiri diketahui berambisi menjadi basis produksi mobil listrik di region ini. Pada 2035, ditargetkan ada 1 juta unit yang diproduksi secara lokal.
“Tentunya kita juga harus melihat potensi permintaan kendaraan ini di seluruh dunia. Kita harus membuat dan memproduksi barang yang ada pembelinya. Jangan yang tidak ada pembelinya. Potensi permintaan (mobil listrik) besar, tapi harus melihat bagaimana potensi di Indonesia sekarang,” tegas Putu.[mga]