WahanaNews-Otomotif | Realisasi perdagangan otomotif yakni kendaraan bermotor dan bagiannya terhimpun dalam HS 87 pada Agustus mencerminkan lonjakan importasi cukup tinggi. Bahkan, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik, importasi produk China menjadi yang tertinggi.
Mengacu data Badan Pusat Statistik khusus HS 87, pada periode Agustus tahun ini, nilai impor otomotif tercatat mencapai US$879,8 juta. Kinerja itu melonjak 47,6 persen dibandingkan US$595,91 juta pada periode sama tahun lalu.
Baca Juga:
RI-Jepang Perkuat Kerja Sama Industri Otomotif Menuju Netralitas Karbon
Beruntungnya, saat bersamaan, kinerja ekspor memetik pertumbuhan yang cukup tinggi. Pada periode Agustus tahun ini, nilai ekspor tembus US$1,032 miliar, tumbuh hingga 60 persen dibandingkan US$646,55 juta pada periode sama tahun lalu.
Alhasil, pada periode Agustus tahun ini, neraca dagang otomotif mencatatkan surplus hingga US$152,92 juta. Kinerja itupun jauh lebih tinggi dibandingkan surplus periode sama tahun lalu yang mencapai US$50,64 juta.
Pada Agustus, Indonesia masih mencatatkan defisit perdagangan dengan beberapa negara mitra perdagangan otomotif tradisional, seperti Thailand dan Jepang. Dengan Jepang, Indonesia tercatat defisit perdagangan otomotif mencapai US$183,71 juta, sedangkan terhadap Thailand defisit itu mencapai US$45,57 juta.
Baca Juga:
Kendaraan BAIC Asal China Siap Mengaspal di Indonesia
Hal yang patut dicatat, perdagangan otomotif Indonesia kembali mencatatkan defisit dengan China. Perdagangan otomotif Indonesia terhadap China mengalami kalah telak, defisit menembus US$202,28 juta.
Indonesia mencatatkan importasi terbesar berasal dari komponen seperti gear boxes yang dihimpun HS 87084026, serta part dan aksesoris roda empat dalam HS 87089980. Di sisi lain, seperti tercatat pada data BPS sebelumnya, importasi tertinggi yang berasal dari China merupakan produk skuter listrik.
Sejalan dengan itu, produk roda empat yang berasal dari China mulai menggarap serius pasar mobil listrik, terbukti dari produk Wuling Air ev yang mempunyai TKDN 40 persen tengah laris terjual. [afs]