Oto.WahanaNews.co | Sepanjang 2021, Toyota Global berhasil menjual lebih dari 10 juta kendaraan. Hal ini membuatnya menjadi pabrikan mobil dengan penjualan mobil terbanyak di dunia.
Total penjualan kendaraan yang berhasil dicatatkan oleh Toyota Group ini membuatnya berada di puncak penjualan mobil dunia tahun 2021, disusul oleh Volkswagen Group yang berhasil menjual 8,8 juta kendaraan.
Baca Juga:
Misi Toyota: Kendaraan Listrik Hemat Biaya Menuju Pasar Jepang
Data yang dirilis oleh Toyota lewat keterangan resminya menyebutkan, total kendaraan yang dijual oleh Toyota Group merupakan gabungan antara penjualan merek Toyota, Daihatsu, hingga Hino. Secara total, mereka berhasil mencatatkan penjualan 10.495.548 unit kendaraan.
Toyota masih mendominasi group dengan 9.615.157 unit kendaraan yang terjual. Sedangkan Daihatsu menyumbangkan 725.179 unit kendaraan yang terjual dan Hino hanya menjual 155.212 unit kendaraan secara global.
Besarnya angka penjualan tersebut sejatinya masih didominasi dengan penjualan di luar negeri. Dari 10 juta lebih kendaraan yang terjual, sekitar 8 juta kendaraannya terjual untuk pasar luar Jepang dan hanya sekitar 2 juta kendaraan yang laku di pasar Jepang.
Baca Juga:
Toyota dan Daihatsu Kolaborasi Bikin Perusahaan Baru di Asia Pasific
Seperti diketahui, Toyota Group tak sepenuhnya memproduksi kendaraan mereka di Jepang. Tercatat pada 2021, sebanyak 6.185.272 unit kendaraan mereka produksi di luar Jepang dan hanya 3.890.974 unit kendaraan yang mereka produksi di Jepang.
Angka penjualan yang berhasil dicatatkan oleh Toyota Group ini, sejatinya meningkat dari periode penjualan di tahun 2020.
"Pada tahun 2021 (Januari hingga Desember), dampak penyebaran COVID-19 tidak separah tahun 2020. Akibatnya, penjualan dan produksi global meningkat dari tahun ke tahun," tulis Toyota lewat keterangan resminya.
Namun penjualan Toyota Group tercatat sempat turun pada beberapa bulan di 2021. Hal ini lantaran krisis chip semikonduktor dan tren Covid-19 yang fluktuatif.
"Pada bulan Desember 2021, penjualan global turun dari tahun ke tahun karena efek berkelanjutan dari kekurangan pasokan suku cadang yang disebabkan oleh penyebaran COVID-19 di Asia Tenggara dan oleh pasokan semikonduktor yang tidak mencukupi," tulis Toyota.[gab]