WahanaInfrastruktur.com | Guna memastikan peningkatan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada Jalan Tol Trans Sumatera, Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) bersama manajemen PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) meninjau langsung progress pemeliharaan dan perbaikan rutin dilakukan di Jalan Tol ruas Bakauheni – Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung.
Tinjauan dilakukan pada hari ini Jum’at (21/1) yang dihadiri langsung oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan KPUPR Endra S Atmawidjaja, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, Direktur Jenderal Bina Marga KPUPR Hedy Rahadian dan Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto.
Baca Juga:
Jokowi Resmikan Tol Baru, Perjalanan Medan-Parapat Kini Hanya 1,5 Jam
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dalam kunjungannya mengapresiasi perbaikan di Ruas Bakauheni - Terbanggi Besar dan Ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung yang telah dilakukan oleh Hutama Karya. “Hari ini saya bersama dengan manajemen Hutama Karya menelusuri JTTS mulai dari Gerbang Tol Bakauheni Selatan di KM 95 hingga KM 330 untuk memantau perbaikan jalan yang ada.
Di sepanjang tol tersebut sudah terdapat beberapa titik perbaikan, salah satunya yakni di KM 169, KM 190 hingga 191 dan KM 319. Saya apresiasi upaya yang telah dilakukan oleh Hutama Karya selaku pengelola, di beberapa titik juga sudah tidak ditemukan lagi lubang. Semoga Hutama Karya dapat terus mempertahankan kualitas jalan tol dan terus meningkatkan SPM tol yang dikelola,” tutup Basuki Hadimuljono, Menteri PUPR.
Sehari sebelumnya, rangkaian kegiatan tinjauan perbaikan dan peningkatan SPM di ruas tol JTTS juga dilakukan oleh Hutama Karya bersama dengan beberapa rekan media nasional dan lokal. Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro yang ikut serta dalam kunjungan ini mengatakan bahwa pemeliharaan di JTTS sangat diperhatikan oleh perusahaan dalam mengelola jalan tol.
Baca Juga:
Percepat Konektivitas Sumut, 2 Ruas Baru Tol Kutepat Rampung 100%
“Saat kami melintas ini kondisi Tol Bakter dan Tol Terpeka sudah cukup baik dengan minimnya lubang yang ditemui. Hal ini karena dari sisi pemeliharaan dan perbaikan secara rutin kami lakukan dengan teknis perbaikan dan periode yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan perbaikannya. Biasanya pengaspalan dilakukan apabila terjadi pothole atau lubang karena perbaikan ini cenderung lebih cepat pengerjaannya. Perbaikan menggunakan aspal dengan alat Cold Milling Machine (CMM) memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perbaikan biasa,” ujar Koentjoro.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa untuk kerusakan perkerasan jalan yang cukup dalam diperlukan perbaikan dengan SFO (Scrapping, Filling dan Overlay). Perusahaan juga melakukan perbaikan rekonstruksi beton rigid pada kondisi jalan yang kerusakan perkerasannya cukup parah. Perbaikan jalan ini menjadi salah fokus perusahaan dalam peningkatan SPM dan juga fokus perusahaan.
“JTTS memiliki karakteristik jalan yang cukup berbeda dengan kondisi tanah yang berbeda- beda pula sehingga diperlukan metode teknik perbaikan yang sesuai dengan masing-masing kondisi tanah tersebut. Karena JTTS dibangun di wilayah yang cukup unik, ada yang di atas rawa bahkan lahan gambut, sehingga perlu penanganan ekstra dalam pemeliharaan jalannya, agar lebih maksimal dan sesuai dengan perkerasan awal,” imbuhnya.