WahanaInfrastruktur.com | Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah merampungkan renovasi Kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang berlokasi di Bambu Apus, Jakarta Timur.
Renovasi tersebut merupakan penugasan khusus Presiden Jokowi untuk mempersiapkan sejumlah infrastruktur jelang Presidensi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada Oktober mendatang.
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing, Kementerian PU Gelar Konstruksi Indonesia 2024 di ICE BSD
Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan, renovasi TMII ini dilakukan sejak Januari 2022 oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Direktorat Jenderal Bina Marga.
"Saat ini progres fisiknya telah mencapai 99%. Sudah mendekati selesai dan siap untuk menyambut KTT G20 mendatang," kata Diana saat mendampingi Kunjungan Kerja (Kunker) Spesifik Komisi V DPR RI meninjau renovasi kawasan TMII) di Jakarta, Kamis (28/9/2022).
Diana menambahkan, pelaksanaan renovasi terbagi dalam 3 zona dengan luas area pekerjaan meliputi penataan bangunan seluas 7,71 Ha dan kawasan seluas 26,56 Ha. "Adapun total anggarannya sebesar Rp1,08 triliun," ujar Diana.
Baca Juga:
Konstruksi Indonesia 2024: Siap Hadapi Tantangan dan Beradaptasi Terhadap Perkembangan Industri Konstruksi di Indonesia
Zona 1 yang bertema Indonesia Klasik 'Elegan dan Geometri' meliputi penataan area gerbang utama, renovasi koridor utama Sasono, plaza utara dan selatan, Plaza Gadjah Mada, Tugu Pancasila, Keong Mas, Sasono Utomo, Sasono Langgeng Budoyo, Sasono Adiguno, Museum Indonesia, dan lantai 1 gedung pengelola sebagai gerai UMKM.
Kemudian Zona 2 bertema Arsitektur Nusantara, Tradisi, dan Budaya 'Sulur' mencakup penanganan jalan dan pedestrian kawasan lingkar dalam, Plaza Boulevard Nusantara, amphiteater, dan promenade keliling Danau Archipelago. Sedangkan Zona 3 bertema Indonesia Kini 'Modern' meliputi penanganan jalan dan pedestrian kawasan lingkar luar.
"Kita berfokus pada mengembalikan konsep awal masterplan TMII yaitu 70% area hijau dan 30% bangunan. Jadi bangunan-bangunan yang kurang diperlukan kita bongkar lagi dan kemudian lahannya ditanami pepohonan dan tumbuhan hijau," kata Diana.