"Saya cenderung tidak memakai istilah sumur resapan ya, lebih cenderung drainase vertikal," kata Dudi, saat dihubungi wartawan melalui telepon, Jumat (12/11/2021).
Menurut Dudi, drainase vertikal tidak dibuat khusus untuk meresapkan air ke tanah, karena hanya untuk penampung air jika terjadi curah hujan ekstrem.
Baca Juga:
Soal Sumur Resapan, Heru: Jangan Lihat Siapa yang Buat, Tapi untuk Siapa
Fungsi drainase vertikal hanya untuk mengendalikan banjir di sisi jalan.
Sebab, air yang tumpah ke jalan tidak bisa langsung dialirkan ke BKT karena akan mengubah seluruh fungsi pengelolaan air limbah yang ada.
Fungsi drainase vertikal tidak selalu menjadi tempat penyerapan air hujan yang melimpas, tetapi juga menjadi tempat parkir sementara dan alat kontrol banjir.
Baca Juga:
Menteng Bukan Daerah Banjir, Tapi Kok Ada Sumur Resapan?
"Hujan lebat dalam durasi pendek biasanya menggenangi di jalan, supaya jalannya tidak tergenang (airnya) masuk ke situ," kata dia.
Sedangkan sumur resapan dibuat untuk memperlancar air di permukaan tanah sehingga bisa masuk ke dalam tanah dengan cara menggali lubang hingga menemukan lokasi tanah berpasir.
Ketika sudah menjangkau tanah berpasir, kemungkinan air yang dialirkan ke sumur resapan bisa segera terserap ke dalam tanah.