WahanaInfrastruktur.com | Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kasan menguraikan, upaya Kementerian Perdagangan untuk menyelaraskan kebijakan perdagangan dengan target pembangunan ekonomi hijau menjadi sangat kritis bagi perdagangan ke depan.
Hal ini untuk memastikan agar tidak terjadi turbulensi kuat di sektor perdagangan dalam proses transisi hijau Indonesia. Demikian disampaikan Kasan dalam pidato kuncinya pada Gambir Trade Talk (GTT) #8 yang digelar secara hibrida di Hotel Borobudur, Jakarta, pada hari ini, Rabu (12/10).
Baca Juga:
Malaysia Cabut BMAD Serat Selulosa Asal Indonesia, Kemendag RI Prediksi Ekspor ke Malaysia Meningkat
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ekonom Utama World Bank Indonesia dan Timor Leste Habib Rab; Ekonom Senior Makroekonomi, Perdagangan, dan Investasi World Bank Indonesia dan Timor Leste Csilla Lakatos; Kepala Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan, dan Penilaian Daur Hidup Nugroho Adi Sasongko; dan Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa. Bertindak selaku moderator Exist In Exist.
"Peran Kementerian Perdagangan bagi transisi hijau Indonesia ke depan sangat penting. Kebijakan Kementerian Perdagangan harus mampu memfasilitasi kegiatan ekspor sekaligus impor yang mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi hijau" jelas Kasan.
Kasan menambahkan, Kementerian Perdagangan berperan untuk memastikan pelaku usaha dan konsumen Indonesia memiliki akses terhadap barang, jasa, serta teknologi ramah lingkungan dengan harga yang kompetitif.
Baca Juga:
HPE Konsentrat Tembaga Naik, pada Periode Pertama April 2025
Kementerian Perdagangan juga harus menggulirkan kebijakan perdagangan yang mampu mendorong peningkatan perdagangan produk ramah lingkungan di dalam dan luar negeri. GTT #8 yang mengusung tema "The Role of Trade Policies in Indonesia’s Green Transition" diselenggarakan Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) bekerja sama dengan World Bank.
Diskusi kali ini bertujuan membangun kesadaran sekaligus dukungan kebijakan perdagangan yang diperlukan untuk proses transisi hijau Indonesia. Kasan mengungkapkan, bagi Indonesia, melakukan transformasi ekonomi sebagai respons terhadap kebijakan terkait target penurunan emisi karbon bukan hal yang mudah dan tidaklah otomatis.
Indonesia memerlukan sumber daya ekonomi yang besar secara kuantitas dan juga sumber daya yang berkualitas, termasuk penguasaan teknologi, ketersediaan finansial, dan SDM.