WahanaInfrastruktur.com | Sekelompok warga di Kecamatan Kualuh Leidong dan Kualuh Hilir, Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara (Sumut), mengadakan aksi pengumpulan tanda tangan masyarakat. Tanda tangan ini akan jadi bagian dalam sebuah petisi yang akan dikirimkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Petisi ini berisi permintaan kepada presiden untuk memperhatikan kondisi jalan yang rusak parah di daerah tersebut. Petisi dilakukan karena pemerintah daerah tak kunjung merealisasikan janjinya.
Baca Juga:
Pemkab Labura Percepat Penyusunan IPRO untuk Dorong Investasi Strategis di Labuhanbatu Utara
"Target kita mengumpulkan 1.000 tanda tangan masyarakat, dan hari ini itu sudah tercapai. Besok petisi ini akan kirimkan ke Presiden Jokowi," kata salah satu kordinator aksi Tagor Tampubolon melansir detikcom, Senin (7/2/2022) petang.
Tagor mengatakan pengumpulan tanda tangan warga dikoordinasi oleh wadah yang mereka namakan Putra Putri Labura. Dilakukan sejak Jumat (4/2) kemarin dan dipusatkan di satu tempat pada masing-masing desa yang dikunjungi.
Ada 3 desa yang dikunjungi dalam rangka pengumpulan tanda tangan ini. Ketiganya adalah Teluk Binjai dan Sei Apung yang berada di Kualuh Hilir serta Teluk Pulai Dalam yang berada di Kualuh Leidong.
Baca Juga:
Pemkab Labura Percepat IPRO, Dorong Investasi Strategis di Labuhanbatu Utara
Meski hanya mendatangi 3 desa, namun masyarakat dari sekitar 3 desa tersebut, juga ramai yang ikut membubuhkan tanda tangannya. Tanda tangan itu dibubuhkan dalam sebuah spanduk berukuran 2x10 meter.
Upaya pengumpulan tanda tangan ini sempat mendapat larangan dan intimidasi dari salah satu kader Partai Politik yang ada di Kecamatan tersebut. Kader itu mengatakan Bupati Labura Hendriyanto Sitorus sedang melakukan upaya ke Pemerintah Provinsi terkait pembangunan jalan di daerah tersebut.
"Kita sudah bosan dengan janji-janji. Kemarin pada tanggal 21 Desember 2021, sewaktu kita beraudiensi dengan Sekda, kita juga dijanjikan akan dimasukkan batu sepanjang 3 kilometer. Dia bilang itu paling lama dilakukan pada 10 Januari 2022. Nyatanya sampai hari ini, sebuah batu pun tak ada yang datang," kata Tagor.