Health.WahanaNews.co | Hampir seperempat anak-anak di dunia diperkirakan tinggal di negara-negara yang terkena dampak konflik bersenjata atau bencana.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, anak-anak di sana juga mengalami konsekuensi yang menghancurkan dari hidup di zona perang.
Baca Juga:
Anda Sulit Mengontrol Emosi? Sains Ungkap Rahasianya
Dilansir Al Jazeera, ada ancaman penembakan, penembakan, dan kehilangan orang yang dicintai, serta kekhawatiran untuk mengakses makanan, air minum bersih, dan perawatan kesehatan.
“Warisan perang ini akan menjadi generasi yang trauma,” tulis Serhii Lukashov, direktur SOS Children’s Villages di Ukraina.
Dampak kesehatan mental ini kemungkinan akan memiliki konsekuensi selama bertahun-tahun yang akan datang. Gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan depresi adalah gangguan kesehatan mental yang paling umum setelah perang, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak.
Baca Juga:
Akibat Perang, 70 Ribu Lebih Tentara Israel Dilaporkan Alami Cacat
Sementara kejadian gangguan ini sulit untuk diperkirakan, sebagian besar penelitian telah menemukan tingkat gangguan yang meningkat secara signifikan dibandingkan dengan populasi kontrol.
Misalnya, penelitian sebelumnya terhadap anak-anak pengungsi yang baru tiba menunjukkan tingkat kecemasan, dari 49 persen menjadi 69 persen.
Prevalensi meningkat secara dramatis jika setidaknya satu orang tua telah disiksa atau jika keluarga dipisahkan. PTSD dapat terjadi pada anak-anak bahkan setelah satu peristiwa traumatis, tetapi trauma yang berulang atau berkepanjangan meningkatkan risikonya.
Gejala PTSD bervariasi. Penderita mungkin menunjukkan ketakutan yang intens, ketidakberdayaan, kemarahan, kesedihan, horor atau penyangkalan.
Mereka juga dapat mengembangkan gejala fisik termasuk sakit kepala dan sakit perut, bahkan menunjukkan reaksi emosional yang lebih tiba-tiba dan ekstrim.
Depresi dapat terjadi pada anak-anak berusia tiga tahun.
Mereka dapat merasa sedih atau putus asa, atau menunjukkan ketidaktertarikan pada hal-hal yang dulu mereka sukai.
Pola tidur dan tingkat energi mereka dapat berubah, dan beberapa bahkan melukai diri sendiri. Anak-anak perlu merasa aman. Tetapi selama perang, banyak yang tidak memilikinya.[zbr]