Health.WahanaNews.co | Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati pada 24 Maret setiap tahunnya. Hari ini dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran akan epidemi global tuberkulosis (TB).
Hari TB Sedunia juga diperingati sebagai salah satu upaya untuk mengeliminasi penyakit yang menyerang paru-paru tersebut. Tahun ini, peringatan mengambil tema 'Invest to End TB, Save Lives'.
Baca Juga:
Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto Pimpin Upacara Hari Kesehatan Nasional
Tema kali ini mengajak semua orang untuk berinvestasi atau memberikan upayanya demi mengeliminasi TB.
Ketua Pokja Bidang Infeksi Paru PP Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan mengatakan bahwa peran aktif perlu diambil. Tidak hanya oleh tenaga medis, atau khususnya dokter spesialis paru, tapi juga pemerintah dan masyarakat.
PDPI sendiri berkomitmen untuk meningkatkan tracing.
Baca Juga:
Bahayakan Kesehatan, BPKN: Waspadai AMDK dengan Bromat Melebihi Batas Aman
"Sehingga notifikasi lebih meningkat dengan cara kolaborasi," ujar Erlina, dalam konferensi pers memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia, Rabu (23/4).
Selain itu, PDPI juga berkomitmen untuk meningkatkan layanan TB serta memberikan edukasi kepada semua pihak dengan memanfaatkan berbagai platform yang ada.
Tak hanya itu, diperlukan juga adanya dukungan dari pemerintah berupa alokasi dana penanggulangan TB. Erlina menyoroti pemerintah daerah yang mengandalkan alokasi dana penanggulangan TB dari pemerintah pusat.
"Diharapkan, pemda mau memberikan alokasi dana, tidak melulu mengandalkan pusat," ujar Erlina.
Indonesia sendiri menargetkan eliminasi TB pada tahun 2030. Dengan begitu, gerak cepat, baik dari pemerintah pusat maupun daerah, tentu diperlukan.
Eliminasi TB di Masa Pandemi
Kondisi pandemi menuntut segala fokus ditujukan pada upaya mengatasi penularan virus SARS-CoV-2. Erlina mengatakan, hal tersebut mau tidak mau berpengaruh terhadap upaya eliminasi TB.
"Saat Covid-19, orang leluasa, santai mengabarkan dirinya kena Covid-19, yang S1, S2 Covid-19. Seharusnya TB juga begitu, enggak malu declare dirinya TB agar dirinya dan lingkungan juga waspada," katanya.
Salah satu yang sangat terasa adalah penurunan case notification rate atau angka notifikasi kasus.
Dikutip dari Pusdatin Kemkes, angka notifikasi kasus merupakan jumlah semua kasus TB yang diobati dan dilaporkan di antara 100 ribu penduduk di suatu wilayah tertentu. Jika data dikumpulkan, maka bisa menggambarkan kecenderungan (tren) peningkatan atau penurunan kasus dari tahun ke tahun di suatu wilayah.
TB sendiri merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, tapi bisa juga menyerang organ tubuh lain.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021 mencatat 10 juta kasus TB di dunia. Sebanyak 824 ribu di antaranya terjadi di Indonesia.
"Semakin sedikit yang dicek, semakin sedikit yang diobati, dan semakin tinggi penularan," imbuhnya.[zbr]