KRT.WahanaNews.co, Jakarta - Dokter spesialis kesehatan mata, Dr. dr. Syntia Nusanti, menyatakan bahwa kandungan metanol dalam minuman keras (miras) oplosan dapat menyerang saraf mata, berpotensi menyebabkan kebutaan.
"Beberapa jenis alkohol kalau kita sering baca ya, orang yang meninggal karena minum oplosan. Itu seringkali ada juga yang menyebabkan kebutaan karena minum oplosan. Nah dia bukan karena peningkatan tekanan intrakranial, tapi karena efek dari metanol yang diminum langsung kepada saraf optik," kata Syntia dalam sebuah diskusi medis yang disiarkan di radio pada Rabu (3/4/2024).
Baca Juga:
Gegara Pengaruh Alkohol Pria di Serang Pukuli Ponakan hingga Tewas
Syntia membandingkan dampak metanol terhadap saraf mata dengan kondisi medis papiledema, yakni pembengkakan saraf optik mata akibat tekanan pada bagian intrakranial atau rongga kepala.
"Kalau papiledema kan dia datang dengan keadaan sakit kepala hebat, mual muntah, mungkin ada gangguan penglihatan, mungkin tidak," katanya.
Sedangkan pada individu yang mengalami intoksikasi metanol akibat mengonsumsi alkohol miras oplosan, katanya, merasakan keluhan penglihatan yang buram hingga tidak bisa melihat sama sekali.
Baca Juga:
Sindrom Fermentasi Usus, Penyebab Wanita Kanada Mabuk 2 Tahun Meski Tak Konsumsi Alkohol
Dalam diskusi tersebut, Syntia memaparkan papiledema disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya terdapat tumor di otak, penyumbatan cairan di otak, infeksi di bagian otak seperti meningitis, hingga tekanan darah tinggi.
"Ada juga yang kita sebut idiopatik, idiopatik ini terjadi peningkatan tekanan intrakranial tanpa sebab khusus. Biasanya ini sering terjadi pada perempuan usianya masih fertile, sekitar 30-40 tahun dengan keadaan obesitas," ujarnya.
Gangguan penglihatan pengidap papilederma, terang Syntia, umumnya terjadi secara bertahap dan bersifat sementara. Gejala tersebut bisa muncul ketika melakukan aktivitas tertentu contohnya bangun dari jongkok, batuk, dan mengejan saat buang air besar.
"Biasanya pertama mungkin kehilangan kemampuan melihat warna atau kemudian kontras, jadi terang gelap itu akan jadi sulit dan lama-lama akan terjadi penurunan terhadap penglihatan. Kadang-kadang ini disertai juga dengan penglihatan ganda," tutur Syntia.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]