Health.WahanaNews.co | Seiring bertambahnya usia maka kesehatan jantung harus dijaga supaya kita terhindar dari berbagai penyakit kardiovaskular.
Jantung yang tidak diperhatikan kondisinya akan menimbulkan risiko terkena serangan jantung, aritmia atau gangguan irama jantung, hingga rasa berdebar-debar. Karena dampaknya tidak main-main tentu kita harus mencegahnya sedini mungkin sebelum hal itu terjadi.
Baca Juga:
Kombinasi Latihan Olahraga: Kunci Menjaga Kesehatan Jantung dengan Optimal
Salah satunya adalah mengubah kebiasaan hidup yang tidak sehat. Dengan begitu, jantung akan sehat dan kita merasakan tubuh yang lebih bugar. Kebiasaan yang harus disetop Ada beberapa kebiasaan yang berpotensi merugikan jantung jika terus-menerus dilakukan.
Walau terasa sulit dilakukan, kita harus berani menghentikan kebiasaan tidak menyehatkan supaya umur panjang dan bebas dari rasa was-was. Untuk lebih jelasnya, simak yang berikut ini, ya!
1. Kebiasaan makan tidak sehat
Baca Juga:
Makanan yang Mencegah Risiko Serangan Jantung: Ahli Gizi Beri Penjelasan
Apa pun makanan yang kita lahap memang berkontribusi bagi kesehatan, entah dampaknya baik maupun buruk. Kebiasaan makan yang tidak sehat bahkan memiliki konsekuensi kesehatan yang bisa lebih buruk daripada minum alkohol dan merokok. Supaya jantung tetap sehat, kita harus menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans.
Pasalnya, dua jenis lemak jahat tersebut berbahaya bagi jantung apabila dikonsumsi dalam jumlah besar. Misalnya jika kamu suka ngemil keripik kentang, satu bungkus saja sudah memenuhi setengah kebutuhan dari lemak harian.
Jadi jangan dimakan banyak-banyak ya. Pasalnya, kentang yang digoreng sarat dengan lemak. Dengan makan keripik kentang porsi besar, seseorang melebihi batas aman untuk lemak trans.
Itu terjadi sebab sebagian besar minyak goreng dalam makanan ringan mengandung setidaknya 13-19 persen lemak jenuh. Ada baiknya makanan tidak menyehatkan diganti dengan buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, dan ikan berminyak, seperti tuna atau salmon.
Di sisi lain, belilah produk susu bebas lemak dan rendah lemak atau daging tanpa lemak dan unggas tanpa kulit. Kemudian batasi minuman yang dimaniskan dengan gula. Beli bahan makanan segar dan hindari makanan dan minuman yang diproses.
2. Konsumsi garam yang berlebihan
Kita harus membatasi asupan garam dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Jika tidak, ada risiko kesehatan yang mengintai. Misalnya saja terkena tekanan darah tinggi yang merupakan penyebab utama penyakit jantung, serangan jantung, dan gagal jantung kongestif.
Makan terlalu banyak garam juga membuat tubuh menyimpan terlalu banyak air. Ini memperburuk penumpukan cairan yang terkait dengan gagal jantung. Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi garam dalam sehari sebanyak 2.000 mg natrium atau setara satu sendok teh.
Anjuran kesehatan tersebut tertuang dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.
Sementara untuk anak-anak, konsumsi garam yang dianjurkan oleh Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris disesuaikan dengan usia.
Konsumsi garam pada anak per hari: - Usia 1-3 tahun tidak lebih dari 2 gram garam - Usia 4-6 tahun tidak lebih dari 3 gram garam - Usia 7-10 tahun tidak lebih dari 5 gram garam - Usia 11 tahun ke atas tidak lebih dari 6 gram garam.
3. Kurang aktivitas fisik
Malas bergerak tidak sekadar membuat tubuh lemas, kaku, dan tidak bugar, tetapi juga tidak baik bagi kesehatan jantung. Kurangnya aktivitas fisik akan mengakibatkan tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, dan masalah jantung terkait lainnya.
Supaya bebas dari risiko tersebut, kita harus tegas pada diri sendiri untuk mulai bergerak. Cobalah untuk jalan cepat selama 30-40 menit setiap hari. Untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan, American Heart Association menyarankan olahraga sedang dilakukan selama 150 menit per minggu.
Jika ingin berolahraga dengan intensitas berat, setidaknya waktu yang disarankan selama 75 menit per minggu.
4. Terlalu banyak minum alkohol
Kelebihan alkohol dikaitkan dengan risiko tekanan darah tinggi, kadar lemak darah yang tinggi, dan gagal jantung yang lebih besar. Selain itu, kalori berlebih dapat mengakibatkan penambahan berat badan dan ini merupakan ancaman bagi kesehatan jantung.
5. Merokok
Sudah berulang kali dikatakan bahwa merokok tidak baik bagi kesehatan, termasuk untuk jantung. Merokok mampu meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner dan stroke.
Merokok merusak lapisan arteri dan mengakibatkan penumpukan bahan lemak (atheroma) yang mempersempit arteri. Hal itu akan berdampak pada angina atau nyeri dada karena jantung koroner, serangan jantung, atau stroke.
Karbon monoksida dalam asap tembakau juga mengurangi jumlah oksigen dalam darah. Artinya dengan merokok akan mendorong jantung untuk memompa oksigen secara lebih keras.
6. Stres berlebihan
Stres secara secara tidak langsung dapat mempengaruhi jantung. Ada kemungkinan bahwa stres dapat meningkatkan tekanan darah. Di sisi lain, stres juga bisa mendorong kebiasaan makan berlebih, menurunkan semangat berolahraga, dan lebih banyak merokok sehingga meningkatkan risiko masalah jantung. Oleh sebab itu, stres perlu dikontrol supaya menyehatkan tubuh secara keseluruhan.
Hidup tanpa stres memang merupakan yang sulit diwujudkan, tapi bukan berarti tidak dapat diminimalisir, ya! Supaya stres berkurang cobalah untuk bersantai, melakukan hobi, rekreasi, meditasi, dan berlatih teknik pernapasan yang baik.[zbr]