Health.WahanaNews.co | Kanker testis merupakan pertumbuhan sel yang tidak terkendali di area testis, khususnya pada skrotum. Meski jarang terjadi, namun pria tetap perlu waspada.
Sejumlah faktor risiko meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap kanker testis. Salah satunya adalah kanker testis yang terjadi pada pria bertubuh tinggi.
Baca Juga:
Cinta Ramlan Mati Suri: 3 Jam Tanpa Tanda Kehidupan hingga Bertemu Cahaya
Hingga saat ini, tak diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan kanker testis.
Mengutip laman Mayo Clinic, hampir semua kanker testis dimulai di sel germinal, salah satu sel pada testis yang menghasilkan sperma yang belum matang. Namun, belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan pertumbuhan sel germinal menjadi abnormal.
Ada beberapa gejala yang menandai kanker testis, seperti berikut ini:
Baca Juga:
Penelitian Ungkap Generasi X dan Milenial Berisiko Tinggi Alami Kanker
- benjolan di salah satu testis
- perasaan berat di skrotum
- sakit pada perut atau selangkangan
- nyeri atau rasa tidak nyaman pada testis
- payudara membesar
- sakit punggung
Faktor Risiko Kanker Testis
Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang memiliki kemungkinan mengidap kanker testis.
Berikut di antaranya, mengutip berbagai sumber.
1. Kanker testis pria bertubuh tinggi
Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Yale University dan National Institute of Health (NIH) menemukan tinggi badan berpengaruh terhadap risiko kanker testis.
Risiko kanker testis pada pria bertubuh tinggi ini didapatkan dengan menganalisis hasil dari 13 penelitian sebelumnya yang berfokus pada pria dewasa.
Menukil laman Cancer Research UK, para peneliti menemukan, risiko akan meningkat sekitar 13 persen pada setiap penambahan tinggi badan sekitar 5 sentimeter.
Penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Hanya saja, peneliti menduga risiko ini muncul karena ukuran testis besar yang lebih sering dimiliki pria bertubuh tinggi. Kondisi tersebut akan memengaruhi risiko kanker.
2. Testis tidak turun (kriptorkismus)
Salah satu faktor risiko kanker testis lainnya adalah kriptorkismus. Nama terakhir merupakan kondisi bayi lahir tanpa salah satu tau kedua testis di kantung skrotum.
Menukil laman American Cancer Society, pria dengan kriptorkismus berkali-kali lebih mungkin terkena kanker testis daripada mereka dengan testis normal.
Biasanya, testis berkembang di dalam perut janin dan turun ke dalam skrotum sebelum lahir. Namun, pada sekitar 33 persen anak laki-laki, testis tidak turun sepenuhnya sebelum lahir.
3. Riwayat keluarga
Memiliki ayah atau saudara laki-laki dengan kanker testis meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap penyakit yang sama.
Namun, faktanya hanya sedikit pria yang mengidap kanker testis akibat faktor genetik. Sebagian besar pria dengan kanker testis bahkan ditemukan tidak memiliki faktor genetik dari keluarga.
4. Infeksi HIV
Beberapa bukti menunjukkan bahwa pria yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV) memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker testis.
5. Berkulit putih
Meski kanker ini bisa menyerang siapa saja, namun orang dengan kulit putih lebih sering didiagnosis menderita kanker testis.
Mengutip Times of India, hal ini ditemukan dalam studi yang dilakukan John Hopkins Medicine. Kanker testis lebih sering ditemukan pada pria berkulit putih (Kaukasia) dan lebih jarang terjadi pada pria berkulit gelap.
Namun, hingga saat ini masih belum jelas hubungan antara pengaruh ras dengan risiko kanker testis.[zbr]