”Tondok Bakaru memiliki potensi wisata luar biasa. Kemudian pertanian untuk kopi dan hortikultura. Namun, perkembangannya sangat lambat karena keterbatasan anggaran dan SDM,” kata Bupati Mamasa, Ramlan Badawi.
Kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno diharapkan mampu membangkitkan pariwisata di Sulbar, khususnya di Mamasa. Ia juga mengimbau, agar masyarakat sekitar, pemda dan pemprov berkolaborasi dikarenakan tidak bisa jalan sendiri-sendiri.
Baca Juga:
Kota Kediri Terpilih Jadi Proyek Percontohan Festival Olahraga Masyarakat Desa Wisata 2024
Selama perjalanan, Sandiaga dan rombongan melihat galeri souvenir, tarian bulu londong, persembahan musik bambu dan membeli produk-produk UMKM dari Desa Wisata Tondok Bakaru. Selain itu juga eduwisata tanaman anggrek yang merupakan ikon desa wisata tersebut.
Desa ini terletak tepat di bawah kaki Gunung Mambulilling yang merupakan salah satu gunung tertinggi di Sulawesi Barat. Selain itu, Desa Tondok Bakaru juga merupakan desa terakhir sebelum memasuki Taman Nasional Gandang Dewata. Desa wisata tersebut memiliki enam dusun dengan jumlah penduduk 2.386 jiwa dan mayoritas penduduknya merupakan petani.
Desa Tondok Bakaru berjarak sekitar satu kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Mamasa. Rute menuju desa itu dapat dilalui dengan menggunakan sepeda motor, mobil, maupun bus pariwisata dengan waktu tempuh sekitar 5 menit dari kota Kabupaten Mamasa.
Baca Juga:
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar Ingatkan Pentingnya Pembangunan Desa Wisata Berkelanjutan
Wisata tanaman anggrek memang ikon yang telah melekat di desa tersebut. Sejumlah pemuda desa memulai budidaya tanaman anggrek andemik Mamasa hal itu dilakukan guna mendorong perekonomian masyarakat.
Pembudidayaan tanaman anggrek itu terus berkembang dari tahun ke tahun hingga semakin banyak warga dan pemuda di desa ini yang melakoni pekerjaan sebagai pembudidaya anggrek. Kemudian, mereka membentuk Komunitas Tondok Bakaru Orchid (KTO) pada tahun 2018.[gab]