Tanaman hias yang ada di desa tersebut juga beragam. Seperti tanaman dolar, Jasmine, putri salju, aneka palem, anting putri, serut, sikas, aneka bonsai, dan lain-lain.
Thohir mencatat, saat ini 30 persen warga Desa Wanar menekuni usaha budidaya tanaman hias. Berkat tanaman hias ini pula, perekonomian warga desa meningkat.
Baca Juga:
Pemerintah Lamongan Tempatkan Sudut Baca Lentera di 13 Lokasi
"Ibaratnya, indahnya Jakarta, kami yang membudidayakan tamannya. Hijaunya Surabaya juga berkat tukang tanaman kami yang mengerjakan," imbuh Thohir.
Tidak hanya dalam negeri, tanaman hias dari Desa Wanar juga sudah merambah pasar luar negeri. Seperti Brunei Darussalam.
"Pemasaran hampir seluruh Indonesia, bahkan ke Brunei. Sangat menjanjikan sekali usaha ini," tambah Thohir.
Baca Juga:
Pemprov Jawa Timur Siap Bantu Rekonstruksi Pasca Gempa
Dia menambahkan, pencanangan Desa Wanar sebagai desa wisata tanaman hias memang baru dilakukan sekarang. Namun, desa ini sudah lama ikut andil dalam penghijauan berbagai kota di Indonesia.
"Ikhtiar kami dari nol sampai sekarang merupakan hasil inovasi dari orang tua kami terdahulu, karena kami merupakan generasi ke tiga," ungkap Thohir.
Mendengar proses panjang tersebut, Bupati Lamongan Yuhronur Effendi menilai Desa Wanar tidak hanya pantas menjadi Desa Tanaman Hias, namun juga layak menjadi Desa Devisa. Seperti Desa Parengan Maduran yang lebih dulu dinobatkan.