DesaWisata.WahanaNews.co | Para pecinta tanaman hias sangat direkomendasikan mengunjungi Lamongan. Salah satu desa di sana memiliki puluhan jenis tanaman hias yang menarik mata.
Desa itu adalah Desa Wanar, Kecamatan Pucuk. Mereka juga baru mempromosikan diri sebagai desa wisata tanaman hias. Tanaman hias hasil budidaya desa itu bahkan sudah diekspor ke luar negeri.
Baca Juga:
Pemerintah Lamongan Tempatkan Sudut Baca Lentera di 13 Lokasi
Kesohoran tanaman hias yang ada di Desa Wanar itu bermula pada tahun 1980an. Saat itu, seorang sesepuh desa Dusun Tulung, Desa Wanar merantau ke Surabaya. Dia bekerja menjadi seorang tukang taman.
"Karena itulah Desa Wanar dijuluki jadi ahlinya tukang taman," kata Kepala Desa Wanar, Ali Thohir, Jumat (1/4/2022).
Menurut Thohir, sang sesepuh desa awalnya hanya menjual pupuk kompos dari rumah ke rumah bersama sang anak. Lambat laun, sebagian warga Surabaya menggunakan jasa sosok ini untuk merawat tanaman di rumah mereka.
Baca Juga:
Pemprov Jawa Timur Siap Bantu Rekonstruksi Pasca Gempa
"Dia juga diminta menata taman. Ternyata hasil kerja beliau memang bagus," ujar Thohir.
Dari pengalaman tersebut, sang sesepuh desa lantas membudidayakan tanaman hias di Desa Wanar. Dia juga mengajak saudara dan tetangganya untuk mengubah wajah desa yang gersang menjadi asri berkat tanaman. Lantas dia mengajak warga desa menjadi tukang taman di Surabaya.
"Dari situlah cikal bakalnya, sehingga berkembang seperti sekarang ini," terang Thohir.
Tanaman hias yang ada di desa tersebut juga beragam. Seperti tanaman dolar, Jasmine, putri salju, aneka palem, anting putri, serut, sikas, aneka bonsai, dan lain-lain.
Thohir mencatat, saat ini 30 persen warga Desa Wanar menekuni usaha budidaya tanaman hias. Berkat tanaman hias ini pula, perekonomian warga desa meningkat.
"Ibaratnya, indahnya Jakarta, kami yang membudidayakan tamannya. Hijaunya Surabaya juga berkat tukang tanaman kami yang mengerjakan," imbuh Thohir.
Tidak hanya dalam negeri, tanaman hias dari Desa Wanar juga sudah merambah pasar luar negeri. Seperti Brunei Darussalam.
"Pemasaran hampir seluruh Indonesia, bahkan ke Brunei. Sangat menjanjikan sekali usaha ini," tambah Thohir.
Dia menambahkan, pencanangan Desa Wanar sebagai desa wisata tanaman hias memang baru dilakukan sekarang. Namun, desa ini sudah lama ikut andil dalam penghijauan berbagai kota di Indonesia.
"Ikhtiar kami dari nol sampai sekarang merupakan hasil inovasi dari orang tua kami terdahulu, karena kami merupakan generasi ke tiga," ungkap Thohir.
Mendengar proses panjang tersebut, Bupati Lamongan Yuhronur Effendi menilai Desa Wanar tidak hanya pantas menjadi Desa Tanaman Hias, namun juga layak menjadi Desa Devisa. Seperti Desa Parengan Maduran yang lebih dulu dinobatkan.
"Prosesnya memang sangat panjang, tanaman di sini tadinya cuma biasa tapi bisa disulap menjadi luar biasa. Bahkan pohon waru di sini naik kasta jadi red panama sehingga harga jualnya sangat tinggi," papar pria yang akrab disapa Pak Yes itu.
Kepala Bakorwil Bojonegoro Agung Subagyo setuju dengan usulan Bupati Lamongan tersebut. Agar upaya para petani tanaman hias semakin membuahkan hasil.
"Jika putaran komoditasnya ini bisa dipasarkan ke luar negeri, maka sangat bisa sekali jika Dusun Tulung Desa Wanar ini dinominasikan jadi Desa Devisa," ucap Agung.[zbr]