Florian Bauer mengatakan layangan yang mereka siapkan harus mampu melewati tantangan teknologi dan komersial. Termasuk juga mendemonstrasikan kemampuan akan keamanan, tidak mengganggu mahluk hidup lain yang ada langit hingga tidak menggangu masyarakat.
Khususnya dari segi visual dan pendengaran. Dikhawatirkan layangan itu akan menimbulkan suara yang mengganggu ketika bekerja.
Baca Juga:
PLN Gandeng PGE Bentuk Konsorsium Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
Cara yang hampir sama sebenarnya sudah dilakukan oleh sebuah perusahaan di Jerman, SkySails Power. Hanya saja mereka menggunakan parasut bukan layangan.
Parasut itu dipasang setinggi 800 meter dari permukaan. Disebutkan Ars Technica, energi yang dihasilkan dari parasut itu mencapai 80 kilowatt. Memang masih sangat kecil dibandingkan turbin angin yang bisa menghasilkan 2,75 megawatt.
Hanya saja parasut SkySails Powers memiliki mobilitas yang tinggi. Jadi sangat mudah digunakan di wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh turbin angin. [jat]