Dia mengatakan, tren kebutuhan batubara PLN akan terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan melonjaknya permintaah listrik.
Darmawan menyebut, pada tahun depan PLN diproyeksi membutuhkan 130-135 juta ton batubara. Angka ini melonjak jadi 155-160 juta ton pada tahun 2030.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Dia berharap agar pemerintah segera membentuk Badan Layanan Umum (BLU) batubara yang dinilai bisa mengurangi masalah seretnya pasokan batubara ke PLN.
"Tren kosumsi batubara untuk kebutuhan kelistrikan semakin meningkat dan bahwa pembentukan BLU adalah menjadi solusi permanen.
Dalam paparannya, Arifin menjelaskan kebututuhan batubara PLN tahun ini mencapai 119 juta ton dan 35, 36 juta ton untuk pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Selain itu, industri pupuk dan semen masing-masing membutuhkan pasokan batubara sejumlah 1,46 juta ton dan 16,07 juta ton.
Lebih lanjut, industri tekstil 8,25 juta ton, industri kertas 7,13 juta ton, industri keramik 130.000 ton, industri pertokimia 1,13 juta ton dan industri lain seperti kimia dasar, plastik dan bio industri 410.000 ton.
"Sehingga dalam hal ini perlu kebijakan baru untuk menjamin ketersediaan batubara dalam negeri melalui penghimpunan, penyaluran dana kompensasi melalui badan layanan usaha batubara," tukas Arifin. [jat]