Krtnews.id | Harga Bitcoin melanjutkan tren koreksinya pada akhir Desember dan menguji level teknikal 2 tahun terakhir menjadi batas bawah aset kripto tersebut.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (30/12/2021), Bitcoin terkoreksi hingga 2,7 persen dan diperdagangkan pada level US$46.700, Sepanjang Desember 2021, aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia itu telah menurun 18 persen.
Baca Juga:
Peretas Klaim Bobol Komputer Kementerian Pertahanan Israel, Ambil Informasi Sensitif
Level harga tersebut juga membawa Bitcoin ke rerata pergerakan selama 55 minggu, yang menjadi batas bawah secara teknikal. Berdasarkan analisa tersebut, level harga ini berpotensi membawa Bitcoin di bawah US$40.000.
Pelaku pasar juga masih mempertanyakan volatilitas Bitcoin jelang tahun 2022 ini. Fluktuasi ini berpotensi semakin menekan harga Bitcoin pada 2022 atau justru menjadi katalis reli harga seiring dengan berkurangnya stimulus global pascapandemi.
Analis XTB Market Walid Koudmani mengatakan tahun ini merupakan pemulihan kepercayaan investor terhadap aset-aset kripto.
Baca Juga:
6 Tips Cara Trading Bitcoin untuk Pemula, Dijamin Untung!
Hal ini seiring dengan penggunaan aset kripto dan blockchain yang semakin meluas di pasar keuangan global. “Hal ini juga didukung oleh besarnya jumlah investor institusional yang masuk ke aset ini,” jelasnya, sepertri dilansir Bloomberg, Kamis (30/12/2021).
Koudmani menuturkan, katalis tersebut akan berimbas pada reli berkelanjutan Bitcoin serta kenaikan volatilitas seiring dengan masuknya investor ritel.
Sebelumnya, Vijay Ayyar, VP of Corporate Development and International di bursa kripto Singapura, Luno, menjelaskan saat ini belum ada sentimen yang mengkhawatirkan untuk Bitcoin.