Krtnews.id | PT PLN (Persero) memprediksi beban kelistrikan di Jawa Barat (Jabar) akan terus meningkat hingga 11.000 megawatt (MW) pada 2025.
Salah satu faktornya yaitu tumbuhnya kawasan industri baru.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN Haryanto WS mengatakan beban kelistrikan di Jabar sejalan dengan lahirnya kawasan industri baru, seperti kawasan industri KNIC, kawasan industri Pertiwi Lestari dan Pelabuhan Patimban, serta hadirnya berbagai bisnis berkebutuhan listrik besar seperti PT KCIC, Sata Center Deltamas, pabrik baterai, dan pabrik kendaraan listrik.
"PLN di Provinsi Jabar ini terbesar se-Indonesia. Kontribusinya mencapai 21 persen atau 1/5 dari pendapatan nasional PLN. Kami optimistis Jawa Barat akan melaju semakin cepat dan hebat," kata Haryanto, Jumat (12/8/2022).
Menurutnya PLN telah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan tersebut agar terbangun ekonomi hijau, dengan menyediakan layanan listrik melalui penggunaan energi hijau yang diwujudkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
"RUPTL ini merupakan paling green dengan menargetkan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 4,7 gigawatt (GW)," tutur dia.
Terkait pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di Jawa Barat, dari total kapasitas pembangkit 7.612 MW, kontribusi pembangkit EBT yang beroperasi di Jawa Barat sampai dengan Juni 2022 mencapai 38,12 persen.
Dengan pengembangan energi terbarukan oleh PLN pada periode 2023-2026, maka diproyeksikan tambahan kapasitas EBT sebesar 2.016 MW.