Selain itu ada pengembangan hilirisasi nikel class I dan pembangunan smelter copper dan PMR (precious metal refinery).
Hendi Prio Santoso menyampaikan, bahwa pihaknya meminta agar pemerintah memberlakukan harga gas murah US$ 6 per MMBTU sebagai insentif yang digunakan untuk menopang rencana ekspansi perusahaan dalam mengembangkan smelter.
Baca Juga:
Jokowi Minta Startup di Indonesia Dapat Menggarap Sektor Pangan dan Peternakan
"Misalnya untuk pembangkit listrik di Pomalaa dan FeNi Halmahera Timur (Haltim). Pembangkitnya di sana bisa memakai gas, jadi kami mohon bisa mendapatkan tarif insentif yang diberlakukan untuk beberapa industri," terang Hendi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR Rabu (16/2/2022).
Selain itu, pihaknya juga meminta dukungan untuk mendapatkan tarif listrik yang juga murah berkisar US$ 3-4 cent per killo Watt hours (kWh).
"Listrik spesifiknya rencana penambahan kapasitas aluminium, besaran kWh di level US$ 3 -4 cent per kWh dan kesediaan BBM yang dibutuhkan daerah operasi pertambangan dan operasi yang butuh dukungan penggunaan BBM," ungkap Hendi.
Baca Juga:
Bukit Asam Cetak Laba Bersih Rp 6,2 Triliun di Semester I 2022
Aliansi Strategis Untuk Ekspansi Bisnis Baru Hilirisasi
Dalam hal ini, MIND ID akan melakukan studi kelayakan hilirisasi nikel class I.
Adapun penjajakan aliansi strategis terkait dengan pengembangan ekosistem EV dan penandatanganan kesepakatan kerjasama pembentukan JVCO dengan mitra strategis.