Tambangnews.id | Vale SA merupakan perusahaan multinasional asal Brasil yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 pada tahun 2020 lalu, karena pendapatannya yang sangat besar.
Perusahaan ini bergerak di bidang operator logistik dalam industri logam dan pertambangan. Pada tahun 2020 itu, pendapatan Vale mencapai $37,57 miliar dalam setahun, di mana pertumbuhannya mencapai 2,4%.
Baca Juga:
Tak Terima Juliana Tewas di Rinjani, Brasil Ancam Seret Indonesia ke Pengadilan Internasional
Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1940-an itu telah mengumpulkan sekitar $9171 miliar dalam bentuk aset. Saat didirikan oleh pemerintah federal Brasil tepatnya pada tanggal 1 Juni 1942, namanya adalah Companhia Vale do Rio Doce.
Kemudian pada tahun 1950-an, Vale mulai masuk ke industri bijih besi global, setelah mereka melakukan modernisasi atas kompleks tambang, pelabuhan hingga kereta api, yang diikuti dengan meningkatnya harga bijih besi pada saat itu. Awalnya, mereka menjual produk ke pasar Amerika Serikat, dan kini telah semakin meningkatkan keberadaannya di pasar Eropa.
Salah satu pelabuhan terpenting milik Vale adalah Pelabuhan Tubaro di Espirito Santo, dibangun pada tahun 1966. Sampai saat ini pelabuhan itu terus beroperasi untuk mengirimkan bijih besi hasil penambangan dari tambang Iron Quadrangle di Minas Gerais.
Baca Juga:
Pendaki Asal Brasil Terjatuh di Gunung Rinjani, SAR Temukan dalam Kondisi Meninggal
Pertumbuhan pesat Vale tidak lepas dari upaya perusahaan untuk melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain. Akuisisi tambang Carajas oleh perusahaan pada tahun 1970 menjadikan Vale sebagai pengekspor bijih besi terbesar di dunia, yang terus dipertahankan sampai sekarang.
Strategi lain yang diambil oleh Vale adalah dengan melakukan diversifikasi usaha, di mana pada tahun 1982 setelah memproduksi aluminium di fasilitas Rio de Janeiro, mereka mulai mewujudkan rencana diversifikasi tersebut. Strategi tersebut rupanya cukup berhasil, yang berdampak langsung pada keuntungan perusahaan yang meroket sejak saat itu.
Vale lalu mulai mengembangkan tambang Carajas, setelah mereka merampungkan pembangunan jalur kereta api Carajas. Satu tahun kemudian, mereka meresmikan terminal pelabuhan Ponta Madeira untuk mengekspor bijih besi.