Di sektor batubara, CLSA Sekuritas menjadikan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebagai pilihan utama atau top picks. ADRO dinilai atraktif mengingat diversifikasi bisnis yang dilakukan di segmen non batubara, yang akan berdampak baik bagi ADRO pasca siklus reli batu bara usai.
CLSA Sekuritas meningkatkan rating saham ADRO dari semula outperform menjadi beli (buy). CLSA Sekuritas juga menaikkan target harga ADRO dari Rp 2.480 menjadi Rp 3.790.
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
Sementara itu, CLSA memangkas rating PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dari semula outperform menjadi underperform, dengan target harga Rp 3.500. Karena sebagian besar penjualan PTBA dilempar ke pasar domestik, emiten pelat merah ini dinilai tidak akan diuntungkan oleh tingginya harga batu bara karena adanya pembatasan oleh pemerintah.
Untuk saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), CLSA Sekuritas mempertahankan rating outperform. CLSA Sekuritas sedikit menyesuaikan target harga saham ITMG dari semula Rp 26.080 menjadi Rp 26.570. Pendapatan ITMG sangat berkorelasi dengan harga batu bara dan karenanya emiten ini akan diuntungkan.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap meningkatkan rekomendasi saham ADRO dari semula trading buy kami menjadi buy, dengan target harga yang lebih tinggi pula yakni Rp3.950 dari sebelumnya Rp 3.700.
Baca Juga:
KPK Ungkap Eks Bupati Kukar Dapat US$5 per Matrik Ton dari Perusahaan Batu Bara
Juan merevisi naik estimasi pendapatan ADRO pada 2022 dan 2023 masing-masing sebesar 37,6% dan 28,9% menjadi US$ 6,3 miliar dan US$ 5,0 miliar.
Penyesuaian dilakukan karena Mirae Asset Sekuritas meningkatkan asumsi rata-rata harga batu bara global menjadi US$ 200 per ton dan US$ 120 per ton untuk peridoe 2022 dan 2023.
“Oleh karena itu, kami memperkirakan laba bersih ADRO akan mencapai US$ 2,0 miliar dan US$ 1,3 miliar pada 2022 dan 2023,” terang Juan, Kamis (12/5). [jat]