Tambangnews.id | Harga batu bara terjun bebas sampai bergerak di bawah level US$ 300/ton. Harga batu bara bahkan sangat jauh dari rekor tertingginya yang baru tercatat dalam dua pekan lalu di angka US$ 446/ton.
Melansir data Refinitiv, harga batu bara acuan ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak April pada Rabu (16/3/2022) amblas ke US$ 254,90/ton, turun 15,97% dibandingkan hari sebelumnya. Level tersebut menjadi yang terendah sepanjang bulan ini. Terakhir kali batu bara bergerak di bawah US$ 300/ton adalah 28 Februari lalu (US$ 251,5/ton).
Baca Juga:
5 Juragan Batu Bara RI, Juaranya Punya Harta Rp 378 T
Dalam sepekan, harga batu bara sudah rontok 29,51% meskipun dalam sebulan masih naik 25,14% dan selama setahun melonjak 190%.
Harga batu bara sempat melambung setelah Rusia menyerang Ukraina pada 25 Februari lalu. Harga emas hitam melonjak cepat dari US$ 251,5/ton ke kisaran US$ 400/ton.
Harga batu bara menembus rekor tertingginya pada 2 Maret di US$ 446/ton dan bertahan di kisaran US$ 400/ton hingga 9 Maret (US$ 426,85/ton). Namun, setelah itu harganya ambles.
Baca Juga:
Kenaikan Harga Batu Bara, PLN Was-was Kekurangan Pasokan
Analis Industri Bank Mandiri Ahmad Zuhdi mengatakan setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan jatuhnya harga batu bara.
"Pertama, ini merupakan koreksi harga karena harga lalu yang sudah tembus ke US$ 400/ton merupakan overshot. Semua karena panic buying di tengah sentimen pengurangan supply akibat serangan Rusia ke Ukraina," tutur Zuhdi.
Faktor kedua adalah menurunnya harga minyak mentah seiring dengan komitmen negara dan organisasi internasional yang melakukan sanksi ke Rusia untuk melepas cadangan minyak strategis, seperti Amerika Serikat (AS).