Tambangnews.id | Desa Wadas menjadi pusat perhatian akibat kontroversi masuknya aparat di tengah pemukiman warga. Fakta membuktikan, wilayah tersebut kaya batu andesit yang amat dibutuhkan dalam pendirian bangunan.
Apa itu batu andesit? Rencana pendirian tambang batu ini di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah mendapat perlawanan dari warga desanya.
Baca Juga:
Danrem 022/PT: Jaga Kekompakan TNI - Polri Di Wilayah Kodim 0203/Langkat
Batu andesit sedianya akan digunakan dalam pembangunan di proyek Bendungan Bener, Purworejo. Berikut penjelasan tentang batu andesit di dunia dan di Desa Wadas, Purworejo.
Fakta batu andesit di Desa Wadas, Purworejo
1. Apa itu batu andesit?
Batu andesit adalah batuan yang terbentuk dari endapan permukaan, tanggul, dan sumbat kecil. Umumnya, endapan yang membentuk batu andesit tidak berasa dari lava, namun dari aliran batuan breksi, lumpur, batuan tufa, dan fragmen batuan lainnya, seperti peperino di Roma dan trass di Jerman, seperti dikutip dari laman Encyclopaedia Britannica.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Ungkap Empat Langkah Sukses Pemerintah Tangani Pandemi Covid-19
2. Wilayah dengan batu andesit
Batu andesit umumnya ditemukan di sebagian besar wilayah vulkanik dunia. Nama batu andesit sendiri diambil dari area Andes, wilayah pegunungan di Amerika Tengah dan Utara yang kaya andesit.
Jenis batu andesit bisa ditemukan juga di hampir seluruh Cekungan Pasifik. Beberapa di antaranya yaitu di Gunung Krakatau di Indonesia, Gunung berapi Montagne Pelee di Prancis, Gunung Soufriere St. Vincent di Karibia, Gunung Fuji di Jepang , Gunung Popicatepetl di Meksiko, Gunung Nauruhoe di Selandia Baru , Gunung Shasta di California, dan Gunung Hood di Oregon.
3. Komposisi batu andesit
Andesit umumnya berwujud batuan berbutir halus. Batuan beku ini terdiri dari mineral andesin dan ferromagnesian seperti piroksen atau biotit. Andesit juga mengandung mineral sanidine yang kaya potasium.
4. Jenis batu andesit
Ada beberapa jenis batu andesit yang umum dijumpai, yaitu batu andesit kuarsa (dasit), andesit hornblende dan biotit, serta andesit piroksen. Andesit pirokses paling umum ditemukan di antara ketiganya Batu andesit jenis ini berwarna lebih gelap dan lebih padat.
Sementara itu, dasit mengandung kuarsa primer yang muncul dalam rupa butir kristal. Adapun batu andesit hornblende dan biotit kaya mineral feldspar, dengan warna umumnya merah muda pucat, kuning, atau abu-abu.
5. Batu andesit di Desa Wadas, Purworejo
Peneliti Geologi di Pusat Riset Oseanografi - BRIN, Yunia Witasari mengatakan, andesit di Purworejo merupakan batuan vulkanik yang bukan merupakan hasil erupsi gunung berapi.
"Andesit di Purworejo termasuk dalam batuan vulkanik. Magma yang keluar ke permukaan bumi bukan karena erupsi ekplosif tapi meleleh perlahan keluar melalui rekahan atau sesar di batuan," katanya, Rabu (9/2/2022).
Yunia mengatakan, jenis batu andesit dari erupsi vulkanik lebih banyak digunakan sebagai bahan bangunan.
"Andesit yang berasal dari pembekuan magma lebih bagus untuk dijadikan tegel dan bahan batu dekorasi. Kalau andesit dari erupsi vulkanik lebih banyak dipakai untuk bahan bangunan," jelas Yunia.
Batu andesit dari Desa Wadas dikabarkan untuk membuat pondasi bendungan. Penggunaan batu andesit yang terbentuk dari Magma disebut Yunia memiliki tekstur yang lebih seragam baik ukuran maupun massa dasarnya, materialnya juga lebih kokoh untuk dijadikan bahan bangunan.
Sebelumnya, aparat gabungan TNI dan Polri mendatangi Desa Wadas terkait pendirian tambang batu andesit di Desa Wadas. Pendirian tambang batu andesit di Desa Wadas memicu kontra dari warga atas dampak yang signifikan pada lingkungan.
Sejumlah pertimbangan warga menolak pendirian tambang batu andesit di desanya di antaranya karena warga cemas tambang tersebut akan merusak sumber mata air dan sawah, lantaran sebagian besar mata pencaharian mereka adalah petani.
Sebagai sumber kehidupannya, warga menganggap pendirian tambang berarti menghilangkan penghidupan Wadas di kawasan perbukitan Manoreh tersebut. [jat]