KRT.WahanaNews.co, Jakarta - Kanker kulit dapat dicegah dengan menggunakan pelindung dan tabir surya secara rutin saat beraktivitas di luar.
Namun, masih banyak yang menganggap penggunaan tabir surya tidak esensial untuk mencegah dampak paparan sinar matahari, antara lain karena adanya kesalahpahaman tentang pemakaian tabir surya.
Baca Juga:
Ketua Satgas PAPDI: Komorbiditas dan Gaya Hidup Buruk Perparah Pneumonia Dewasa
Pada Bulan Kesadaran Kanker Kulit, yang diadakan setiap Mei, ahli dermatologi meluruskan miskonsepsi tentang penggunaan tabir surya guna mendorong orang memanfaatkannya untuk menjaga kesehatan kulit.
Berikut penjelasan ahli dermatologi dari Amerika Serikat, dr. Kendall Egan, tentang mitos dan fakta seputar penggunaan tabir surya sebagaimana dikutip oleh Medical Daily pada Rabu (15/5/2024).
Mitos - Tabir surya bisa menyebabkan kanker
Baca Juga:
IDAI Rekomendasikan Jadwal Pemberian Vaksin PCV untuk Lindungi Anak dari Pneumonia
Fakta - Penggunaan tabir surya tidak menyebabkan kanker kulit. American Academy of Dermatology (AAD) merekomendasikan tabir surya berspektrum luas dan tahan air dengan SPF 30 atau lebih untuk mencegah kanker kulit.
"Tabir surya tidak menyebabkan kanker kulit. Namun, orang yang menggunakan tabir surya mungkin menghabiskan lebih banyak waktu di bawah sinar matahari, sehingga meningkatkan risiko kanker kulit," kata Egan.
Ia mengemukakan bahwa paparan radiasi Ultra Violet (UV), yang dapat meningkatkan risiko kanker kulit, tidak sepenuhnya dapat dihindari dengan menggunakan tabir surya. "Tabir surya tidak sepenuhnya memblokir radiasi UV," katanya.