KRTNews.id | Suasana sakral begitu terasa ketika para delegasi World Peace Forum (WPF) ke-8 berkunjung ke Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo, Rabu (16/11/2022) malam hari.
Para delegasi yang merupakan tokoh agama dan perdamaian dunia itu mengikuti welcoming dinner sebelum forum WPF digelar pada Kamis-Jumat (17-18/11/2022). Mereka tiba Kori Kamandungan Keraton Solo pukul 19.00 WIB.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Korp musik Prajurit Keraton Solo menyambut kedatangan para tamu pada malam hari itu. Sebagai informasi, WPF menjadi side event Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah.
WPF diikuti lebih dari 70 tokoh perdamaian dari berbagai agama. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar WPF di Hotel The Sunan.
Selanjutnya, para peserta memasuki area Keraton Solo mendapatkan samir sebagai tanda masuk keraton di halaman Sri Menganti.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Para delegasi serta tamu undangan mendapatkan welcome drink berupa beras kencur dan kunir asam sebelum menuju ke Sasana Handrawina melewati Pelataran Keraton.
Sasana Handrawina merupakan tempat yang dibangun untuk menyambut para tamu Keraton Solo. Paku Buwono (PB) V membangun bangunan tersebut. Kemudian PB X merevitalisasinya.
Pelataran Keraton Solo itu cukup luas untuk menjamu puluhan tamu yang datang pada malam hari itu. Kira-kira luasnya seperti pelataran Masjid Agung Solo. Kondisi pelataran juga hampir sama dengan Masjid Agung Solo yang berpasir.
Abdi Dalem Membakar Menyan
Namun pepohonan di pelataran Keraton lebih banyak, ukurannya besar, dan rindang dibandingkan pelataran Masjid Agung Solo. Para tamu berjalan melintasi pelataran Keraton Solo yang digelari karpet merah yang bersih.
Di tengah perjalanan menuju Sasana Handrawina, ada seorang abdi dalem perempuan duduk sendirian di bawah pohon yang minim cahaya penerangan. Abdi dalem itu mengenakan pakaian kebaya, jarit, dengan sanggul.
Dia tampaknya sedang berdoa. Ada satu tungku menyan serta beberapa cawan berisi sesajen. Asap pada tungku itu cukup pekat.
Bau kemenyan menyebar menyapa hidung semua tamu yang masuk area pelataran Keraton Solo malam hari itu.
Asap juga masuk ke ruangan Sasana Handrawina. Rupanya ada satu tungku di area pintu Sasana Handrawina. Adapun para tamu yang datang pada malam itu, antara lain Chairman of World Peace Forum (WPF) Din Syamsuddin, Ketua MPR Bambang Soesatyo.
Ada juga Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sofyan Anif, dan Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti.
Sedangkan beberapa delegasi yang hadir, antara lain dari Vatikan, Italia, Uni Emirat Arab (UEA), Australia, Lebanon, dan Bosnia dan Herzegowina.
Putra Mahkota Keraton Solo KGPAA Hamengkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram dan GKR Pakoe Boewono (Prameswari Dalem SISKS PB XIII) satu meja dengan Din, Bambang, dan Sofyan pada acara malam itu.
Putra Mahkota Solo menjelaskan forum WPF memiliki korelasi dengan sejarah kerajaan 1.000 tahun lalu. Kerajaan Mataram Islam pada abad ke-16 merupakan kelanjutan dari Kerajaan Majapahit dan Singosari yang berdiri pada awal abad ke 13.
Dia mengatakan raja pertama Kerajaan Singasari merupakan pemeluk Hindu dan ratunya seorang Buddhis. Raja Kerajaan Majapahit pada era keemasannya merupakan seorang Hindu, neneknya seorang Buddhis, dan raja terakhir Kerajaan Majapahit seorang Hindu.
Putra Mahkota Solo Keraton Solo menjelaskan Keraton Solo kini merupakan kerajaan Islam yang terbaik. Keraton Solo memiliki sejumlah anggota keluarga dengan agama yang berbeda-beda.(jef)