MAWAKA ID | Desain final bangunan Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) Baru, Kalimantan Timur, telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu diungkapkan langsung oleh desainer Istana Negara IKN Baru Nyoman Nuarta melalui laman media sosial Instagram-nya @nyoman-nuarta, Selasa (4/1/2022).
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
"Desain Istana IKN, yang telah final disambut dengan sukacita dan telah disetujui presiden," ucap nyoman dalam statusnya tersebut.
Nyoman menjelaskan, pada 3 Januari 2022, dirinya diundang ke Istana Merdeka Jakarta Pusat untuk mempersentasikan desain Istana Negara IKN Baru tersebut kepada Presiden Jokowi.
Acara itu juga dihadiri oleh sejumlah pejabat negara, yaitu Menteri Sekretariat Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
"Terima kasih atas segala dukungannya untuk dapat menciptakan karya orisinil yang tidak dipengaruhi kaidah-kaidah arsitek kolonial," lanjut komentarnya.
Gambar desain Istana Negara IKN Baru yang diunggah Nyoman Nuarta di Instagram pribadinya sontak mendapatkan banyak pujian dari warganet di kolom komentar.
Salah satunya datang dari Dubes Indonesia untuk Selandia Baru yang juga pembawa acara senior Tantowi Yahya yang menilai desain istana rancangan Nyoman Nuarta sangat megah dan modern.
"Sangat megah. Desain yang modern dan fungsional yang berangkat dari nilai-nilai lokal. Kita, rakyat Indonesia pasti akan bangga ketika IKN ini terwujud nantinya. Bangga punya seniman seperti Pak Nyoman Nuarta," kata Tantowi melalui akun pribadinya @tantowiyahyaofficial.
Meski demikian, sejumlah warganet lainnya justru mengkritisi dan mempertanyakan pernyataan Nyoman yang menyebut bahwa karyanya tidak dipengaruhi oleh kaidah-kaidah arsitek kolonial.
"Tidak dipengaruhi arsitek kolonial. Saya perkirakan ini hanya dalam lingkup langgam ya. Karena ilmu rancang bangun yang saat ini masih umum digunakan dalam struktur beton bertulang, rangka baja dan sistem pondasi, semua memiliki akar tradisi arsitektur kolonial ketika pengetahuan ini dkenalkan ke bumi Nusantara oleh pekerja rancang bangun kolonial," kata akun @sindikatdsn.
"Belum mungkin hanya permukaan langgam. Tanpa kaidah rancang bangun warisan kolonial, arsitektur kita akan tetap pake umpak batu dinding anyaman dan beratapkan daun," kutip akun @grenaldy. [tum]