Pada saat yang sama Garuda Indonesia melakukan sejumlah inisiatif untuk memperbaiki kinerja keuangan, antara lain melakukan pengurangan jumlah pesawat dan airframe secara material, bersinergi dengan Citilink terkait rute yang akan ditawarkan pada masa depan, dan menegosiasikan penurunan tarif sewa pesawat.
“Selain itu, Garuda berusaha melakukan peningkatan pendapatan dengan meningkatkan pendapatan dari ancillary bisnisnya dan kargo bisnisnya,” ucapnya.
Baca Juga:
Jaksa: Mantan Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Rugikan Negara Rp 9,3 Triliun
Melihat kinerja keuangan pada 2022, Rionald berharap Garuda Indonesia masih bisa mencetak laba pada tahun ini. Meskipun pencatatan laba tersebut merupakan bagian dari rencana restrukturisasi finansial, laba operasi Garuda Indonesia akan terus membaik hingga 2026.
Pemerintah juga berencana memberikan penyertaan modal negara (PMN) kepada Garuda Indonesia senilai Rp 7,5 triliun yang terdiri dari Rp 4,5 triliun digunakan maintenance dan restorasi serta Rp 3 triliun khusus modal kerja.
Adapun selama Covid-19 Garuda Indonesia mengalami penurunan jumlah penumpang dan available seat hingga 52 persen pada 2020 dan penurunan isian kargo hingga 30 persen.
Baca Juga:
Garuda Diskon Tiket 15 Persen ke Sejumlah Rute hingga Akhir Agustus
“Penyelamatan penerbangan nasional menjadi urgensi pemberian PMN kepada Garuda Indonesia yang akan dilakukan setelah rencana pendampingan PKPU Garuda di homologasi. Kita melihat rencana perseroan berperan penting dalam menjaga aksesibilitas antar pulau di Indonesia,” ucapnya. [jat]