Mawaka.id | Pangeran Charles dari Inggris mendoakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Doa tersebut disampaikan dalam KTT G20 di Roma, Italia.
Pangeran Charles mulanya menyampaikan terima kasihnya kepada Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, yang merupakan Ketua G20 tahun 2021. Pangeran Charles berterima kasih lantaran Draghi menjadikan perubahan iklim sebagai isu penting di G20.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
"Itulah kenapa Perdana Menteri, saya sangat berterima kasih kepada anda karena mengenali kebenaran sentral ini dan untuk membawa mereka masuk, memberi mereka tempat duduk di meja yang paling penting ini, sehingga perubahan iklim dapat ditangani dalam kemitraan," tutur Pangeran Charles dalam pidatonya yang disiarkan melalui YouTube G20 Italy, Senin (1/11/2021).
Pangeran Charles Doakan Jokowi
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Setelah menyampaikan terima kasihnya kepada PM Italia, Pangeran Charles kemudian mendoakan Jokowi. Pangeran Charles mendoakan kesuksesan Jokowi, terutama terkait Presidensi G20 tahun 2022.
Sebagai informasi, Indonesia menjadi Presidensi G20 tahun 2022 mendatang.
"Inilah kenapa saya juga mendoakan Presiden Widodo sukses di setiap langkahnya, ketika Anda (PM Mario Draghi) meneruskan perjuangan kepadanya (Jokowi) dalam sebulan ke depan," ujar Pangeran Charles.
Pidato Jokowi soal Perubahan Iklim
Presiden Jokowi mengatakan penanganan perubahan iklim dan lingkungan hidup, hanya bisa dilakukan dengan bekerja sama dalam tindakan nyata. Jokowi mengajak semua pihak untuk tidak saling menyalahkan.
Pernyataan ini disampaikan Jokowi ketika berbicara dalam KTT G20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup di La Nuvola, Roma, Italia, seperti dalam keterangan tertulis dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Minggu (31/10/2021).
"Indonesia ingin G20 memberikan contoh, Indonesia ingin G20 memimpin dunia, dalam bekerja sama mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan dengan tindakan nyata," kata Jokowi.
Jokowi menyampaikan bahwa G20 harus menjadi katalisator pemulihan hijau dan memastikan tidak ada satu pihak pun yang tertinggal. Dia meminta penanganan perubahan iklim harus diletakkan dalam kerangka besar pembangunan berkelanjutan.
"Saya paham, sebagai salah satu pemilik hutan tropis terbesar di dunia, Indonesia memiliki arti strategis dalam menangani perubahan iklim. Posisi strategis tersebut kami gunakan untuk berkontribusi. Deforestasi di Indonesia dapat ditekan ke titik terendah dalam 20 tahun terakhir. Indonesia telah melakukan rehabilitasi 3 juta hektare critical land pada 2010-2019," kata Jokowi.
Jokowi juga menyampaikan bahwa Indonesia telah menargetkan Net Sink Carbon untuk sektor lahan dan hutan selambat-lambatnya pada 2030 dan 'Net Zero' pada 2060 atau lebih cepat.
Kawasan Net Zero mulai dikembangkan termasuk pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13.200 hektare, yang menggunakan energi baru terbarukan dan menghasilkan green product.
"Tata kelola yang baik di tingkat global untuk penerapan carbon pricing perlu segera agar sesuai dengan tujuan Persetujuan Paris dan memberikan insentif bagi partisipasi swasta dengan memperhatikan kapabilitas dan kondisi tiap negara. Saat ini Indonesia sedang dalam tahap akhir penyelesaian regulasi mengenai carbon pricing untuk mendukung pemenuhan komitmen target NDCs," tutur Jokowi. [gab]