Mawaka.id | Industri manufaktur di Indonesia menunjukkan tren positif terutama pada masa pemulihan selepas terdampak pandemi Covid-19.
Menurut Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, penguatan industri manufaktur dapat membantu Indonesia keluar dari jerat status negara berpenghasilan menengah (middle income trap).
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Industri manufaktur sekaligus menjadi solusi bagi Indonesia menuju negara dengan pendapatan tinggi atau negara maju pada 2045.
“Harapan kita semua, manufaktur bisa menjadi prime mover (penggerak utama perekonomian). Jadi, kita bisa sesegera mungkin lulus dari middle income trap, karena jika kita lihat kinerja industri manufaktur Indonesia cukup promising (menjanjikan),” kata Agus Gumiwang saat memberi paparan secara virtual pada sesi Pemerintah Mendengar di Indonesia Development Forum di Jimbaran, Badung, Bali, kemarin.
Data Kementerian Perindustrian menunjukkan Purchasing Manager’s Index (PMI) industri manufaktur di Indonesia mencapai angka 51,8 poin.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Menurut Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, sektor industri pengolahan nonmigas saat ini menjadi yang paling banyak berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 16,10 persen.
Pertumbuhan sektor nonmigas pada triwulan III-2022 mencapai 4,88 persen secara year-on-year (yoy).
“Selaras dengan itu, industri alat angkutan dan industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik tumbuh sebesar 10,26 persen dan 12,56 persen secara yoy. Indikator pertumbuhan itu memberi optimisme untuk sektor industri manufaktur,” ujar Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Oleh karena itu, ia mendukung upaya Kementerian PPN/Bappenas memperkuat industri manufaktur untuk transformasi ekonomi nasional sehingga Indonesia dapat lepas dari middle income trap. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan industri di Indonesia perlu menggunakan paradigma baru.
Di antaranya meningkatkan kompleksitas dan keterhubungan, serta menjadikan industri cepat beradaptasi dengan permintaan dan kebutuhan pasar. Oleh karena itu, Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan BUMN dan perguruan tinggi meluncurkan dua inisiatif.
Pertama, Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan 2022–2045 yang dibuat bersama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kedua, Rencana Induk Pengembangan Industri Digital Indonesia 2023–2045 yang dibuat bersama PT Telkom Indonesia.(jef)