MAWAKA ID | Menurut data Satgas Covid-19 per Sabtu (5/3/2022), kasus harian Covid-19 bertambah 30.156 sehingga total konfirmasi kasus positif di Indonesia secara akumulasi menjadi 5.723.858 orang.
Tren pertambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia cenderung melandai akhir-akhir ini usai sempat di atas 64.700 pada pertengahan Februari lalu. Seiring dengan itu, pemerintah tengah menyiapkan sederet kebijakan menuju endemi.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Angka tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan penambahan kasus harian pada Jumat (4/3) yang sebesar 26.347 kasus. Namun, angka tersebut cenderung mengalami penurunan ketimbang penambahan kasus harian di medio Februari lalu.
Pada 16 Februari 2022, kasus harian Covid-19 bertambah 64.718 kasus, tertinggi selama pandemi Covid-19 di RI. Pada 23 Februari 2022, kasus harian Covid-19 juga sempat menembus 61.488 kasus. Setelah itu, ada tren penurunan hingga Sabtu kemarin.
Tren penurunan kasus harian Covid-19 juga diiringi dengan kenaikan jumlah pasien sembuh harian. Sejak 27 Februari 2022, pasien sembuh harian tercatat selalu di atas kasus positif harian.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Dengan demikian, per Sabtu (5/3), total pasien sembuh mencapai 5.073.522 orang.
Seiring dengan itu itu, kasus aktif atau pasien positif yang masih membutuhkan perawatan medis, berkurang 16.835 kasus dan kumulatifnya menjadi 500.418 kasus (8,7%).
Kemudian, apabila menilik data milik Covid19.go.id, per Jumat (4/3), asesmen situasi Covid-19 di Indonesia saat ini berada di level 3. (Lihat grafik di bawah ini).
Lebih rinci, indikator kasus konfirmasi berada tingkat 3, dengan kecenderungan menurun. Begitu pula dengan tingkat rawat inap yang berada di tingkat 2.
Namun, tingkat kematian cenderung mengalami peningkatan, kendati masih di tingkat 1.
Untuk tingkat perawatan di rumah sakit (treatment), juga mulai melandai. Saat ini tingkat keterisian (BOR) rumah sakit berada di level 33,64% BOR per minggu. Sebelumnya, pada 24 Februari 2022, angka BOR sempat naik ke 37,89% kendati masih di level memadai.
Dari sisi vaksinasi 1 total juga memadai dengan persentase 92,01% dari target vaksinasi nasional. Demikian pula dengan persentase vaksinasi 1 untuk lansia yang juga memadai (75,81%).
Tidak hanya secara nasional, asesmen situasi Covid-19 untuk 2 provinsi dengan kasus tertinggi, DKI Jakarta dan Jawa Barat (Jabar), juga berada di level 3 dengan kecenderungan pelandaian kasus konfirmasi dan BOR. (Lihat 2 grafik di bawah ini).
Siap Menuju Endemi?
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengemukakan Indonesia saat ini tengah menyiapkan sederet kebijakan agar Indonesia menuju endemi.
Menurutnya, peta jalan untuk normalisasi aktivitas masyarakat akan diterapkan agar kasus Covid-19 hingga tingkat kematian bisa tetap berada di level rendah. Diantaranya dengan memperluas vaksinasi baik dosis lengkap hingga booster.
Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan kegiatan testing dan tracing hingga jaminan akan fasilitas respon kesehatan yang lebih mumpuni dari saat ini. Namun, ia menekankan bahwa proses ini membutuhkan waktu.
"Semua kebijakan dalam proses transisi yang akan kita lalui bersama tentunya tidak dapat dilakukan secara terburu-buru dan hanya mengikuti trend yang ada," jelasnya dalam keterangan resmi, Mengutip dari CNBC Indonesia, Jumat (4/3).
Lanjutnya, untuk mengubah kondisi menjadi endemi atau hidup berdampingan dengan virus, tentu memerlukan cara pandang hidup dan kondisi yang baru. Cara pandang ini yang akan membawa Indonesia mendekati situasi yang normal.
Hal ini lah yang terus dipersiapkan oleh pemerintah sehingga masyarakat tidak kaget saat perubahan situasi terjadi. Sosialisasi dan edukasi menjadi sangat penting.
"Semua upaya yang ada perlu disertai edukasi yang mumpuni agar berdampingan bersama Covid-19 nantinya bukan hanya slogan saja," tambah Luhut.
Luhut sendiri membawa kabar gembira. Luhut mengatakan, perkembangan kasus Covid-19, yang utamanya disebabkan varian Omicron sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan.
"Hal ini terlihat pada tingkat kasus harian Nasional yang sudah menunjukkan tren penurunan. Selain itu tingkat rawat inap rumah sakit juga menunjukkan tanda perlambatan dan kasus kematian secara keseluruhan berada pada level yang juga rendah yakni di bawah varian Delta," ujarnya
Mulai pekan ini, pemerintah akan kembali menggenjot pelaksanaan vaksinasi di setiap wilayah terutama dosis dua yang akan dijadikan syarat untuk menentukan level PPKM. Dengan capaian yang begitu baik ini mulai dari penurunan kasus hingga percepatan vaksinasi maka Luhut menilai bawah Indonesia akan makin dekat memenuhi syarat menuju kondisi endemi.
"Pemerintah ke depan akan terus mengkaji dan menerapkan kebijakan yang dapat mendorong tingkat vaksinasi ke level tertinggi agar syarat prakondisi endemi yakni tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi dapat segera tercapai," pungkasnya.
Syarat dari WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah menyebut status darurat akibat Covid-19 bisa selesai pada 2022 jika beberapa syarat terpenuhi.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, fase bahaya akibat Covid-19 bisa selesai pada pertengahan 2022 karena dua hal. Pertama, tingkat vaksinasi di beberapa negara sudah sangat tinggi. Kedua, keparahan gejala Covid-19 yang dibawa varian Omicron tidak seberat varian-varian sebelumnya.
Meski fase akut pandemi berakhir, Tedros mengingatkan dunia agar harus bersiap untuk potensi lebih banyak varian yang muncul di masa depan. Bahkan, kata dia, kondisi ideal untuk varian yang lebih menular dan lebih berbahaya bisa terjadi. [tum]