MAWAKA ID I Presiden Jokowi marah besar saat Kepala BIN Daerah Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha gugur dalam sebuat serangan terbidik kelomopok KKB di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Jokowi mengecam aksi tersebut sekaligus memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri memburu anggota KKB Papua.
Baca Juga:
Sindikat Pemasok Senjata KKB Papua Terbongkar, Berawal dari Hobi Bongkar Senjata Angin
“Saya telah memerintahkan kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk terus mengejar dan menangkap seluruh anggota KKB," kata Jokowi.
Dengan tegas, Jokowi menyatakan tidak ada ruang apa pun bagi KKB Papua dan daerah lainnya.
“Saya tegaskan tidak ada tempat untuk kelompok-kelompok kriminal bersenjata di tanah Papua maupun di seluruh pelosok Tanah Air,” tegasnya.
Baca Juga:
Yotam Bugiangge Jadi Pecatan TNI ke-6 yang Bergabung KKB Papua, Dikenal Bengis Oleh Anggotanya
Mersepon pernyataan Jokowi, Jubir OPM Benny Wenda mempertanyakan terkait Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang dijuluki penjahat dan teroris.
"Pertanyaan saya kepada Presiden Indonesia adalah, siapa yang menginvasi negara kami? Siapa yang telah membunuh lebih dari 500.000 pria, wanita dan anak-anak?," tulis Benny, melansir dari Tribun Papua.
Terbaru, Mabes Polri lewat Kadiv Humas Irjen Argo Yuwono mengajak pihak OPM untuk gencatan sejata lalu berdialog demi mencari solusi penyelesaikan konflik di Papua.
Ajakan itu pun ditolak mentah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) .
Demikian juga ajakan komunikasi dengan seorang kepala daerah.
Malah, OPM meminta dialog dilakukan langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penolakan itu disampaikan resmi Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, lewat akun media sosial miliknya.
Selain dialog dengan Jokowi, kata Sebby, proses pelaksanaannya harus dimediasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“TPNPB-OPM tidak bisa bicara dengan orang bawahan seperti kepala daerah, karena TPNPB mempunyai kedudukan yang tinggi,” tulis Sebby.
Sementara itu, situasi Kabupaten Intan Jaya, Papua, TNI-Polri masih melakukan penindakan terhadap KKB Papua.
TNI-Polri berhasil menggerebek markas KKB Papua di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua pada Minggu 14 November 2021 sekitar pukul 13.10 WIT.
Penggerebekan tersebut mengakibatkan 1 anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tewas dan 3 orang lainnya lari kocar-kacir.
"Penindakan tersebut mengakibatkan orang-orang anggota KKB Papua tewas dan tiga orang lainnya melarikan diri," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arm Reza Nur Patria dalam keterangannya, Senin (15/11/2021).
Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel '1 Tewas, 3 Lainnya Lari Saat Tim Gabungan Gerebek Markas KKB di Sugapa, Intan Jaya Papua'.
Reza turut mengungkapkan saat dilakukan pembersihan di lokasi, personel turut menemukan sejumlah barang bukti.
"Ditemukan sejumlah amunisi kaliber 5,56 mm, bendera bintang kejora dan beberapa barang bukti lainnya," ucap Reza.
Kata Reza, saat ini personel TNI-Polri masih terus melakukan pengejaran terhadap para anggota KKB Papua tersebut.
Reza juga membantah informasi bahwa KKB Papua berhasil membakar pos TNI dan ada anggota TNI yang meninggal dunia.
"Informasi yang menyatakan bahwa ada anggota TNI meninggal dunia dan Pos TNI yang terbakar adalah berita tidak berdasar atau hoax," ujarnya.
Informasi soal pembakaran pos TNI itu sebelumnya diungkapkan oleh Juru Bicara Tentara Pembebasan Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom dalam keterangan tertulisnya.
Dikatakan Sebby, pada Minggu 14 November 2021, pihaknya mencari keberadaan anggota TNI yang bersembunyi di hutan dekat Kombelagupa bagian bawah.
"Dan tanpa sengaja anggota TPNPB membakar rumput yang kering, namun kebakaran tersebut semakin menyebar dan membakar pos anggota TNI yang sedang bersembunyi sehingga anggota TNI keluar dan saling baku tembak dengan anggota TPNPB-OPM," tutur Sebby.
Sebby turut menyampaikan bahwa di lokasi tersebut pihaknya juga berhasil membakar satu rumah sakit yang baru dibangun.
"Dan terjadi kontak senjata. Dan di tengah kontak senjata tersebut kami belum memastikan anggota TPNPB-OPM atau masyarakat sipil yang terkena tembakan," ucap Sebby. (tum)