Mawaka.id | Singapura terancam “mati lampu” alias gelap gulita akibat krisis energi migas yang menimpa Indonesia akibat macetnya distribusi pada bulan Juli lalu. Kok Bisa?
Alasannya adalah pasokan gas alam ke Singapura dari Indonesia belum sepenuhnya pulih sejak mengalami gangguan yang terjadi pada bulan Juli tersebut.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
Dikutip dari Reuters, Selasa (19/10/2021), pekan lalu Energy Market Authority menyatakan, gangguan pasokan gas di Indonesia telah berkontribusi pada lonjakan harga listrik.
"Lonjakan baru-baru ini dapat dikaitkan dengan sejumlah faktor, termasuk permintaan listrik yang lebih tinggi dari biasanya, pemadaman beberapa unit pembangkit, pembatasan gas dari Natuna Barat, serta tekanan pendaratan yang rendah dari gas yang dipasok dari Sumatera Selatan," kata EMA, melansir Reuters, akhir pekan lalu.
Sementara itu, SKK Migas menyatakan, distribusi gas mulai membaik meski belum pulih seutuhnya.
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
"Distribusi gas pada September sudah mulai membaik dibandingkan Juli yang mengalami gangguan produksi, namun belum kembali normal seperti awal tahun ini," kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno.
"Hal ini disebabkan penurunan laju produksi gas di salah satu lapangan," tambahnya.
Gangguan yang terjadi di Juli disebabkan oleh berhentinya Lapangan Anoa dan pemeliharaan di Lapangan Gajah Baru. Keduanya terletak di Natuna.
Juru Bicara SKK Migas Migas Rinto Pudyantoro mengatakan, produksi di Natuna turun 27,5% dari puncak sebelumnya menjadi 370 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). [gab]