Martabat.WahanaNews.co | Beberapa waktu belakangan, Penceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) melakukan safari bertemu sejumlah tokoh.
Ia tercatat bertemu dengan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri dan eks pentolan FPI Rizieq Shihab pada Jumat (19/8).
Baca Juga:
2 Orang Penyebar Berita Hoax Penangkapan UAS soal Rempang Ditangkap Polisi
Dua hari setelahnya atau pada Minggu (21/8) ia bertemu dengan Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) dan mantan Panglima TNI sekaligus Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo.
UAS mengatakan pertemuannya dengan sejumlah tokoh itu sebagai bentuk silaturahmi.
"Subuh di Masjid Agung Al-Azhar Jakarta bersama Pejuang Shubuh Pondok Indah. Alhamdulillah dapat bersilaturrahim dengan Pak JK, Pak Gatot Nurmantyo dan banyak putra terbaik ummat dan bangsa. Aamiin," tulis UAS di akun Instagramnya.
Baca Juga:
Ribuan Jamaah Antusias Hadiri Ceramah Ramadhan UAS di GOR Baturaja-Sumsel
Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati menilai safari yang dilakukan ke sejumlah tokoh itu berpotensi menjadikan UAS sebagai simbol politik Islam baru dalam kontestasi Pemilu 2024.
Menurutnya, peran itu sebelumnya dimainkan oleh Rizieq Shihab. Rizieq diketahui baru saja bebas dari penjara usai terseret dalam kasus penyebaran kabar bohong hasil tes swab virus corona (Covid-19).
"Artinya, UAS ini sengaja mengangkat dirinya sebagai 'tokoh informal' yang bisa berpengaruh secara politis, secara signifikan seperti yang dilakukan Habib Rizieq. Di sini UAS memang ingin menaikkan statusnya sebagai simbol baru dalam politik islam ke depan," kata Wasis dilansir dari CNNIndonesia.com, Selasa (23/8).
Wasis berpendapat jika memang ingin memposisikan diri sebagai simbol baru kekuatan politik islam, UAS masih kekurangan panggung.
Selama ini, ulama kelahiran Sumatera Utara itu populer dan memiliki basis massa di Sumatera, sementara panggung politik Tanah Air berpusat di Jawa.
"Di satu sisi populer di daerah basisnya, tersebar di Sumatera, tapi kurang dapat panggung di Jawa, ini menjadi semacam paradoks. UAS juga tahu bahwa di Jawa itu sudah banyak aktor yang berpengaruh daripada dia sendiri, sehingga saya pikir UAS juga berpotensi menjadi penyeimbang," katanya.
Terpisah, Pengamat politik Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo mengatakan dari sisi politis, UAS berpotensi mendukung pasangan yang diusung koalisi di luar pemerintahan saat ini.
Faktor lainnya, yakni pasangan yang bisa mengakomodasi kepentingan umat.
"UAS ini punya fans base yang sangat besar. Fans base ini mendengarkan UAS, dan mungkin pilihan politik UAS akan bisa diterjemahkan sebagai sebuah mobilisasi bagi fansnya," kata Kunto. [tum]