Kemudian, mayoritas responden juga lebih menilai Anies Baswedan akan mengubah kebijakan atau program pemerintah presiden. Sebanyak 47 persen responden pemilih kritis mempersepsikan Anies akan mengubah program Jokowi, sementara 27 persen sisanya menilai akan melanjutkan dan 26 persen sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
"Mereka yang mempersepsikan bahwa bakal capres-capres itu akan mengubah kebijakan Presiden Jokowi paling banyak dialamatkan kepada Anies Baswedan," kata Deni.
Baca Juga:
Hasil Survei SMRC: Pemilih PKS, PKB, Nasdem Pilih Anies di Pilkada Jakarta
Persepsi responden pemilih kritis terhadap ketiga nama tersebut konsisten diperoleh dalam dua kali survei, yakni pada 25-28 April dan 2-5 Mei 2023.
"Kami telah mengukur pertanyaan yang sama dua kali, hasilnya sangat konsisten, tidak ada perubahan yang berarti," imbuhnya.
Dari dua survei SMRC itu, Ganjar dinilai tetap konsisten sebagai bakal capres yang akan melanjutkan program Jokowi, sementara Anies juga dinilai konsisten sebagai bakal capres yang paling mungkin mengubah program atau kebijakan Jokowi.
Baca Juga:
Dua Lembaga Survei Nasional Unggulkan Duet Melki Laka Lena-Jane Natalia Suryanto di Pilgub NTT 2024
"Prabowo juga secara konsisten ada di tengah-tengah kedua bakal calon tersebut," kata Deni.
Pemilih kritis adalah pemilih yang memiliki telepon genggam, sehingga dinilai lebih memiliki akses ke sumber informasi sosial dan politik serta kritis menilai berbagai persoalan.
Pemilihan sampel dalam survei SMRC dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.