Di akhir prosesi, muncul seorang Romo yang menegaskan bahwa masalah yang dialami setiap orang, bisa diselesaikan dengan cinta dan kasih.
Susyana mengatakan dalam rangkaian adegan tersebut juga ditampilkan tantangan hidup yang kental dengan usia remaja dan anak, yakni perundingan.
Baca Juga:
Momen Penuh Makna Bagi Umat Katolik: Ini Jadwal Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia
"Untuk menghadapi itu, keluarga punya peran menguatkan agar masing-masing individu mengambil peran sesuai fungsinya," katanya.
Ia mengatakan salib menggambarkan penderitaan dan dosa dari masing-masing orang. "Keluarga harus saling menguatkan, supaya semua bisa menghadapi salib masing-masing," katanya.
Sebelumnya, Prosesi Jalan Salib di Gereja Katedral sempat berhenti digelar akibat pandemi selama dua tahun terakhir.
Baca Juga:
Ratusan Umat Ikuti Prosesi Jalan Salib Jumat Agung di Gereja Katedral Jakarta
"Jalan Salib ini sudah lama tidak ada sejak pandemi. Baru sekarang ada lagi," katanya. [tum/antara]