Martabat.WahanaNews.co | Pernyataan politikus Partai Gelora Fahri Hamzah yang menyebut Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) laiknya kumpulan elit di pos ronda, direspon Ketua DPP PPP Achmad Baidowi.
Awiek, sapaan akrabnya, menilai pernyataan Fahri seperti seseorang yang berteriak di tengah gurun. Dia meminta agar Fahri tak terlalu ikut campur urusan partai lain. Menurut Awiek, Fahri mestinya memikirkan partainya untuk lolos ambang batas parlemen.
Baca Juga:
PDIP Sebut Pramono Jalan Tengah Kubu Ahok dan Anies di Pilgub 2017
"Ya kalau Fahri Hamzah mengibaratkan KIB sekumlulan orang di pos ronda ya kalau kita melihat Fahri Hamzah kayak orang teriak-teriak di tengah gurun pasir nanti dia kehausan sendiri kebingungan cari air minum," kata Awiek mengutip dari CNNIndonesia.com Rabu (8/6/2022).
"Ya mungkin dia stres aja kan Partai Gelora belum tentu lolos belum menjadi peserta pemilu apalagi ngusung calon presiden," imbuhnya.
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu menilai Fahri tengah mengigau dalam pernyataannya. Menurutnya, keputusan PPP membentuk koalisi dengan Golkar dan PAN bukan urusan Fahri.
Baca Juga:
Anies Gagal Maju Pilkada Jakarta, RK-Suswono Resmi Didukung 15 Partai
Menurut Awiek, pernyataan Fahri seperti bukan seperti politikus, melainkan seperti pengamat politik. Dia pun menantang Fahri agar partainya lolos dalam pemilu mendatang dan mampu mengusung calon presiden.
"Itu kayak jadi pengamat, yang masuk akal itu kalau Gelora menjadi peserta pemilu dan bisa mengusung calon presiden," ucap dia.
Fahri sebelumnya menyindir keberadaan KIB sebagai perkumpulan elite yang hanya berkumpul di pos ronda. Fahri menilai koalisi Golkar-PAN-PPP tak memiliki konsep politik yang jelas.
Menurut Fahri, penggunaan kata koalisi tidak ada dalam sistem presidensial yang dianut Indonesia. Menurutnya, koalisi hanya digunakan dalam sistem parlementer.
"Itu yang saya bilang kadang elite-elite itu ngumpul enggak pake akal, enggak pake konsep, cuma kaya orang ngumpul-ngumpul di pos ronda," ujar Fahri kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (7/6). [tum]