Wahananews ID | Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) turut serta mengambil bagian dalam pengembangan lingkungan hidup.
Oleh karenannya BPODT terdorong membangun Kerjasama dengan Lembaga Esha Flora mengembangkan pelestarian tanaman, perlindungan spesies hingga peningkatan ekonomi masyarakat.
Baca Juga:
BPODT Ungkap Peluang Investasi di Toba Caldera Resort pada Forum Investasi Pariwisata Internasional
Didampingi Direktur Pemasaran Wahyu Dito, Direktur Industri dan kelembagaan Raja Malem Ukur Tarigan dan rombongan, Direktur Utama BPODT Jimmy Bernando Panjaitan mengatakan, sudah ada kesepakatan bersama antara BPODT dengan Lembaga Esha Flora.
“BPODT bersama dengan Lembaga Esha Flora akan membangun industri baru di kaldera, laboratorium kultur jaringan di kawasan Danau toba yang akan menggembangkan ribuan tanaman terkhusus tanaman anggrek toba yang perlu dilestarikan,” ujarnya, di Bogor, Senin (14/3/2022).
BPODT juga mendorong pengembangan adanya inovasi di bidang lingkungan hidup melalui Ekowisata. Inovasi ini akan dikembangkan melalui integrasi kegiatan konservasi, edukasi, wisata, keanekaragaman hayati dan partisipasi masyarakat.
Baca Juga:
BPODT Gelar Lomba Lari Trail Bertaraf Internasional di Samosir, Ini Tanggalnya!
”Inovasi ini akan kita harapkan membangun daya Tarik wisata baru di kawasan Kaldera Resort dengan mengembangkan teknologi kultur jaringan, kita berharap bisa mengembangkan daan melestarikan tanaman anggrek toba serta tanaman obat yang menjadi keunggulan dari daerah Toba ini,” beber Jimmy.
Esha Flora yang merupakan Lembaga penyedia pelatihan terkait teknologi Kultur jaringan tanaman yang dipelopori oleh Ir. Hapsiati dan Ir. Edhy Sandra yang merupakan dosen Institut Pertanian Bogor yang sudah secara Professional dalam mengembangkan kultur jaringan.
Menurut Hapsiati, pogram ini mengajak masyarakat dan pengunjung untuk secara sadar melakukan perlindungan dan pelestarian tanaman dan juga lingkungan di sekitarnya. Untuk memperkuat pemahaman pengunjung akan dilakukan beberapa kegiatan edukasi dan pendampingan.
”Peningkatan kapasitas pendamping wisata edukasi, budidaya tanaman bunga dan obat, mengimplementasikan kultur jaringan, hingga menciptakan inovasi lain dalam pertanian, kami senang bisa bekerja sama dengan BPODT dan semoga bisa kita laksanakan dengan baik,” katanya.
Kegiatan ini dikembangkan sebagai upaya perlindungan khususnya tanaman langka dan endemik dikawasan Toba pada lahan 7 hektar.
”Kita harapkan nanti bisa masyarakat sekitar bisa terlibat, sehingga arboretrum kita menjadi wisata edukasi botani rujukan dari beberapa sekolah dan perguruan tinggi, dan akan mencoba mengembangkan banyak spesies tanaman dengan dengan teknologi kultur jaringan sebagai peluang ekonomi baru,” tutup Jimmy. [tum]