“Merah putih tidak sekedar dijahit. Apalagi mengingat peristiwa perobekan bendera di Hotel Oranje di Surabaya, bagaimana sesungguhnya arek-arek Jawa Timur, arek-arek Suroboyo bisa merebut bendera merah putih dengan menyobek bagian bendera warna biru,” katanya.
"Momen ini dapat dimaknai sebagai bentuk perjuangan dan pengorbanan. Dan ini dapat dijadikan sebagai nilai-nilai dasar untuk menjaga marwah dan martabat bangsa," imbuhnya.
Baca Juga:
PLN Menginisiasi Transisi Energi dengan Beralih ke Kendaraan Listrik
Terakhir, Gubernur Khofifah juga mendoakan agar Paskibraka Jatim dapat memperoleh kelancaran dan kesuksesan dalam mengemban tugas mengibarkan bendera pada peringatan HUT ke-78 RI esok di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
“Selamat bertugas, mudah-mudahan anak-anak semua diberikan kesehatan, kekuatan, kelancaran, dan kesuksesan dalam melaksanakan tugas. Baik saat pengibaran bendera yakni pada detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, maupun pada saat penurunan bendera sore harinya,” katanya.
Usai mengikuti upacara pengukuhan, salah satu anggota Paskibraka Norma Febriani siswa SMAN 1 Lumajang merasa terharu. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, ia mengaku kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai kuli bangunan tidak bisa mendampingi lantaran sakit.
Baca Juga:
HUT Jatim, Khofifah Puji Karya Mural Siswa SMA/SMK/SLB Pecahkan MURI
“Ayah sedang sakit dan tidak bisa berjalan jauh. Ibu baru selesai operasi diabetes dan sedang menjalani pemulihan. Namun saya sangat senang dan bangga dapat membawa kebahagiaan untuk orang tua. Doa mereka membuat saya bisa sampai disini, tidak menyangka,” katanya.
Sementara itu, Talitha Anindya Hariyanto, siswi SMAN 1 Kab. Pamekasan, mendapat kesempatan sebagai pembawa baki pada upacara pengibaran bendera. Ia mengaku bahagia bisa dipercaya menjadi pembawa baki.
“Tentunya sangat senang. Deg-degan sih tapi dibawa santai saja dan yakin pasti bisa,” ujarnya.