Martabat NET | Holding BUMN Pertambangan, MIND ID menargetkan pembangunan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat rampung pada Juli 2023.
Rampungnya smelter tersebut menyusul adanya larangan eskpor bahan mentah dan konsentrat yang berlaku mulai Juni 2023 mendatang, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba).
Baca Juga:
Kementerian ESDM Buka Suara, Soal Tudingan AS Ada Kerja Paksa di Industri Nikel RI
Direktur Operasi dan Portfolio MIND ID Danny Praditya, menjelaskan sesuai kontrak pembangunan proyek smelter awalnya direncanakan mulai berjalan pada Januari 2020. Namun demikian, perusahaan mempercepat pengerjaan proyek untuk maju ke November 2019.
"Itu rencana sebelum pandemi sehingga ada kemunduran jadi totalnya lima bulan plus 31 bulan. Tapi terhitung mulai tanggal 26 Desember karena pandemi itu jadi 31 bulan jadi jatuhnya Juli 2023," ujar Danny dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Senin (21/3/2022).
Adapun pembangunan proyek smelter ini sendiri menelan anggaran sebesar US$ 831,5 juta. PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) selaku pelaksana proyek merupakan anak usaha PT Inalum (Persero) dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.
Baca Juga:
Balai Kemenperin di Makassar Dukung Pemerataan Ekonomi Wilayah Timur
Direktur Utama PT Borneo Alumina Indonesia, Dante Sinaga mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan proyek. Namun dalam perjalanannya, terdapat kendala utama yang membuat pelaksanaan proyek baru mencapai 13,78% dari target 71,73%.
Menurut dia, tidak tercapainya target pelaksanaan proyek disebabkan oleh terjadinya keterlambatan proses pengadaan. Sehingga hal tersebut berpengaruh signifikan bagi berjalannya pembangunan proyek.
"Procurement terlambatnya 47,75% memang ini terkait satu sama lain. Karena engineering membutuhkan data procurement, karena kalau procurement gak ada maka data-data barang yang akan dibeli tidak bisa disuplai jadi engineering jadi terkendala juga," katanya.
Untuk diketahui, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan akan menyetop ekspor tambang bahan mentah yakni bauksit pada 2022 ini. Selanjutnya, pada 2023 ekspor konsentrat tembaga juga akan disetop.
"Tahun ini segera kita akan setop bahan mentah bauksit. Tahun depan kita setop bahan mentah tembaga," ungkap Jokowi dalam acara HUT PDI Perjuangan, Senin (10/1/2022).
Hal ini menyusul keputusan penghentian ekspor bahan mentah atau bijih nikel pada 2020. Presiden menyebut, hilirisasi ini sangat dibutuhkan untuk menambah lapangan kerja dan menyejahterakan masyarakat.
"Karena dampak hilirisasi industri ini sangat besar. Selain membuka lapangan kerja untuk rakyat akan memberikan nilai tambah yang besar," ujarnya. [tum]