Martabat.WahanaNews.co | Upacara HUT ke-77 RI di Pondok Pesantren (Ponpes) Hamalatul Quran, Tasikmalaya, Jawa Barat, di ikuti sebanyak 100 orang mantan narapidana teroris (napiter) Rabu (17/8).
Tak hanya menjadi peserta, para mantan napiter ini juga menjadi petugas upacara. Di antaranya Anton Hilman bertugas sebagai pemimpin upacara, kemudian Anton, Gilang Ramaddan, serta Aji Firdaus selaku petugas pengibar bendera.
Baca Juga:
Warga Desa Siborongborong II, Gelar Berbagai Perlombaan dan Hiburan di HUT Ke-77 RI
Kemudian bertindak sebagai inspektur upacara adalah Kasubdit Sodial Idensos Densus 88 Anti Teror Polri, Kombes Kurnia Wijaya.
Kepala Densus 88 Anti Teror Polri, Irjen Marthinus Hukom menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya untuk memutus mata rantai dari radikalisasi dengan para teroris.
"Kita putus mata rantai ini. Ketika mereka pulang, kita harus kembalikan ke masyarakat. Jangan kembali ke teman-teman (teroris) mereka, jangan sampai terulang lagi kejahatan yang sama. Itu saya minta ke anggota saya semua, bawalah mereka pulang ke masyarakat. Sebelum mereka pulang, kondisikan mereka pulang dengan baik. Agar masyarakat menerima mereka," tuturnya dalam keterangan tertulis.
Baca Juga:
Catatan Kontemplasi Gerakan Perjuangan Hak Perempuan dan Anak Nian Tana Sikka di HUT RI ke 77
Sementara itu, Direktur Idensos Densus 88 Anti Teror Polri, Brigjen Arif Makhfudiharto menyebut momen kebersamaan para napiter dan masyarakat ini dilakukan untuk merekatkan silaturahmi.
Selain itu, juga bertujuan untuk menjauhkan para napiter dari paham radikalisme yang ingin merusak kedaulatan negara tercinta Indonesia.
"Tentunya densus tidak bisa sendiri untuk menanggulangi terorisme di Indonesia. Dan itu merupakan bentuk kesadaran para mantan napiter yang berkeinginnan untuk menjadi petugas upacara," ucap Arif.
Dalam kesempatan sama, mantan napiter yang pernah menjadi amir Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Gilang Ramadan mengaku bangga bisa ikut melakukan upacara HUT RI.
Gilang juga menyampaikan dirinya dan seluruh mantan napiter berjanji menebus kesalahan yang pernah diperbuatnya dengan memerangi segala bentuk atau tindakan terorisme yang mengancam kedaulatan negara.
"Sebagai manusia biasa saya pernah salah dalam melangkah. Rasul memberikan gambaran untuk menjadi manusia terbaik," ucap dia.
Sebagai informasi, Ponpes Hamalatul Quran yang menjadi lokasi pelaksanaan upacara ini juga telah mengikrarkan diri setia pada NKRI. Ini dilakukan usai para pengurus ponpes tersebut sempat terafiliasi dengan jaringan Jamaah Islamiyah. [tum]