Martabat.WahanaNews.co | Hingga Kamis ini, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yaitu 6.154.494, terhitung sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020.
Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan ada penambahan 5.410 kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Kamis (21/7).
Baca Juga:
Pengobatan dan Vaksinasi Covid-19 Masih Dijamin Pemerintah Meski Status Pandemi Dicabut
Berdasarkan data yang sama, ada penambahan 2.925 kasus sembuh Covid-19, sehingga total kasus sembuh kini 5.960.833.
Sementara itu, kasus kematian akibat Covid-19 bertambah 5. Dengan demikian, total orang meninggal dunia menjadi 156.880 jiwa.
Kemudian, kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada hari ini tercatat ada sebanyak 36.781 kasus. Jumlah ini bertambah 2.480 kasus dari hari sebelumnya.
Baca Juga:
Diduga Puing Bagian Kapal Selam Wisata Titanic Ditemukan
Selain itu, ada 6.200 suspek Covid-19. Pemerintah juga melaporkan memeriksa 122.986 spesimen dalam 24 jam terakhir.
Jumlah masyarakat yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama yaitu 202.079.997 orang (97,03 persen), dosis kedua 169.703.944 orang (81,48 persen), dan dosis ketiga atau booster sebanyak 53.830.281 orang (25,85 persen).
Saat ini, pemerintah telah mengonfirmasi temuan subvarian Omicron BA 2.75 atau Centaurus masing-masing dua kasus di DKI Jakarta dan satu di Bali.
Namun, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono meminta warga tidak terlalu khawatir dengan kemunculan subvarian ini.
Dia mengatakan subvarian BA.275 tak terlalu berat. Tingkat pasien yang dirawat di rumah sakit pun rendah.
Menkes Budi Gunadi Sadikin pun mengatakan penularan subvarian BA.2.75 tidak akan setinggi dua subvarian sebelumnya yakni BA.4 dan BA.5.
Ia menuturkan pemerintah masih menunggu kajian dan penelitian terkait BA.2.75 berdasarkan temuan di sejumlah negara.
"Kalau sementara kita lihat sampai sekarang BA.4 dan BA.5 masih lebih tinggi kenaikannya," kata Budi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta Barat, Selasa (19/7).
Selain itu, Budi memprediksi puncak kasus Covid-19 bakal meleset dari perkiraan awal. Dengan demikian, puncak lonjakan Covid-19 di Indonesia bisa melewati Juli 2022.
Ia mengatakan melesetnya prediksi lonjakan disebabkan sejumlah hal, di antaranya kedatangan jemaah haji di Indonesia yang dikhawatirkan membawa varian baru, serta temuan anyar dari subvarian Omicron di Indonesia. [tum]