Martabat NET | Pemerintah India kembali mewajibkan masyarakat untuk memakai masker.
Pasalnya kasus harian Covid-19 di India kembali melonjak. Setidaknya bertambah hampir dua kali lipat, Senin (18/4).
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Diketahui, kasus COVID-19 di India didominasi oleh subvarian Omicron BA.2.12.1. Varian ini terdeteksi di sebagian besar sampel yang disequencing.
Sebelumnya, strain tersebut juga sudah muncul dan dominan di Amerika Serikat (AS). Para ahli yang berbasis di AS memperingatkan bahwa strain itu lebih mudah menular daripada BA.2.
"Sub-varian baru BA.2.12 (sampel 52 persen) dan BA.2.10 (11 persen sampel) menunjukkan transmisi tinggi dan telah ditemukan di lebih dari 60 persen dari total sampel dari Delhi yang diurutkan baru-baru ini," kata sumber resmi India yang dikutip dari laman LiveMint, Jumat (22/4/2022).
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
"Subvarian BA.2.12 tampaknya memiliki keunggulan pertumbuhan sekitar 30 persen hingga 90 persen per minggu dibandingkan BA.2 (Omicron)," tambah sumber tersebut.
Ada 8 Subvarian Omicron Beredar di India
Para ahli kesehatan berpendapat bahwa subvarian baru Omicron bermunculan dan sedang diurutkan. Mereka mengatakan dari 8 subvarian Omicron yang ada, salah satunya telah mendominasi dan dianggap sebagai biang kerok atas lonjakan kasus di India.
"Ada kemungkinan varian baru muncul dari Omicron dan mereka sedang diurutkan," kata Direktur Institute of Liver and Biliary Sciences (ILBS) Dr SK Sarin.
"Saya kira hari ini di institut kami ILBS banyak sampel yang sudah diurutkan dan saya kira ada delapan varian yang satu sekarang mendominasi, kita akan tahu perlahan-lahan," paparnya. [tum]