Martabat NET | Pemerintah China angkat bicara terkait keterlibatan NATO di tengah serangan Rusia ke Ukraina.
Beijing menyalahkan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara yang dipimpin Amerika Serikat (AS) tersebut atas tensi ketegangan yang dinilai terus memuncak.
Baca Juga:
Jangan Sembarangan Install Aplikasi Gratis di Hp, Bahaya Pencurian Data Pribadi
Melansir Reuters, Rabu (9/3/2022), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mendesak AS untuk menanggapi kekhawatiran pemerintah Xi Jinping tersebut.
Dia juga menyatakan AS untuk tidak mengganggu hak dan kepentingan China dalam menangani masalah di Ukraina dan hubungannya dengan Rusia.
Sementara itu, Palang Merah China akan menyediakan bantuan kemanusiaan senilai 5 juta yuan untuk Ukraina yang terdiri dari barang-barang yang diperlukan sehari-hari.
Baca Juga:
Bakamla Sebut Jumlah Kapal Patroli di ZEE Natuna Utara Belum Ideal
Adapun, serangan Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari lalu telah menyebabkan lebih dari 1,5 juta warga mengungsi.
Mereka yang tersisa di kota Mariupol pun terpantau mulai kekurangan pasokan listrik, makanan, dan minuman setelah digempur lebih dari sepekan.
Seperti diketahui, peran NATO dalam konflik di Eropa Timur terus mengemuka sejak serangan pertama Rusia dilancarkan.
NATO pun tak hanya fokus pada Ukraina. Terbaru, beberapa negara NATO memutuskan untuk memberikan bantuan peralatan militer terhadap Polandia. Hal ini untuk meningkatkan proteksi negara tetangga Ukraina tersebut.
Dalam laporan CNN, AS mengatakan akan segera mengirim dua misil baterai Patriot kepada Warsawa. Misil ini dirancang untuk menahan serangan rudal jelajah, rudal balistik jarak pendek, dan juga serangan jet tempur.
"Ini adalah bentuk perlindungan dan proteksi yang berdasarkan pasal kelima NATO dan tidak akan digunakan untuk tugas ofensif," ujar Juru Bicara Komando Eropa AS, Kapten Adam Miller, dikutip Rabu. [tum]