Ia tidak mengetahui satu per satu relawan yang memasang baliho dirinya. Oleh karena itu, dia akan meminta relawan menggelar operasi pemasangan baliho. Dia khawatir pemasangan baliho yang melanggar aturan justru bisa dilakukan oleh pihak lain yang bukan pendukung.
"Makanya saya sampaikan udah copot aja buang, keras saya tuh, udah copot saja buang aja kalau enggak bener, dia enggak punya etika," kata dia.
Baca Juga:
Golkar siapkan Ridwan Kamil dan Ahmad Zaki Maju ke Pilgub DKI
Dalam keterangan resminya Puspen TNI juga menjelaskan kronologi pencopotan banner foto Ganjar yang terjadi pada 15 Juli 2023 sekitar pukul 17.45 WIB.
Pada sekitar pukul 09.49 WIB Dandim 0103/Muara Teweh Letkol Inf Edi Purwoko mendapat pesan WhatsApp dari putera Bupati Barito Utara, Ahmad Gunadi, tentang permohonan izin memasang banner kegiatan festival musik di lahan Kodim 1013/Mtw dengan melampirkan foto lokasi yang dimaksud.
Dandim yang melihat foto tersebut merasa janggal karena menyadari ada banner foto Ganjar di sebelahnya. Dandim lantas memerintahkan Pasilog berkoordinasi dengan Satpol PP dan Panwaslu Kabupaten Barito Utara untuk mencopotnya.
Baca Juga:
Golkar Rekomendasi RK dan Ahmed Zaki Maju Pilkada DKI Jakarta
Pencopotan ini sebelumnya viral dalam video di media sosial yang memperlihatkan baliho Ganjar diturunkan pihak Danramil Muara Teweh atas perintah Dandim Barito Utara.
Pencopotan ini sempat diprotes Ketua Umum Ganjarian, Guntur Romli, yang menyebut hal itu bisa menimbulkan persepsi negatif sebab TNI seharusnya netral.
"Jika pun perlu ada penertiban baliho, yang berhak melakukannya adalah aparat Pemda. Misalnya Satpol PP. Bukan pihak militer," ujar Guntur seperti diberitakan detik.