Martabat.WahanaNews.co | Seperti diketahui, Anies diusung NasDem sebagai bakal calon presiden (bacapres).
Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tanjung mengaku tidak memberikan dukungan kepada Anies Baswedan di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Baca Juga:
Jokowi Pertemuan Tiga Bacapres di Istana, Ini Respons PDIP
"Saya tidak menyatakan mendukung itu (pencapresan Anies)," kata Akbar Tanjung di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, dikutip detik, Minggu (16/10).
Namun demikian, Akbar mengklaim menghormati keputusan Anies menjelang tahun politik 2024. Akbar berkata Anies adalah juniornya saat dulu berada di organisasi yang sama.
"Anies Baswedan junior saya dalam organisasi yaitu HMI, KAMMI. Sebagai junior tentu saya hormati. Junior saya hormati," ujarnya.
Baca Juga:
GPGP Bersama Ribuan Mahasiswa Lampung Hadiri Kuliah Umum Ganjar Pranowo tentang Indonesia Emas 2045
Pernyataan Akbar Tanjung itu mengklarifikasi dengan pengakuan dia sebelumnya yang menyatakan mendukung Anies Baswedan untuk maju sebagai capres di Pemilu 2024.
"Karena itu saya juga pakai baju kuning, karena saya juga dukung beliau (AniesBaswedan) sebagai calon presiden," kata Akbar di acara peresmian Monumen Tritura 66 yang direlokasi ke Taman Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (5/10).
Anies Baswedan turut hadir dalam peresmian monumen tersebut.
Diketahui, NasDem telah resmi mengumumkan Anies Baswedan sebagai bacapres untuk 2024. Pengumuman itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10).
Paloh meyakini anak-anak bangsa saat ini baik. NasDem, kata dia, memilih yang terbaik sehingga dia memutuskan sosok Anies Baswedan-lah yang dipilih. Selain itu, dia juga menganggap NasDem dan Anies punya perspektif yang sejalan.
"Inilah kenapa akhirnya NasDem melihat seorang sosok Anies Rasyid Baswedan. Kami mempunyai keyakinan pikiran-pikiran dalam perspektif baik secara makro maupun mikro sejalan," kata Paloh saat konferensi pers di NasDem Tower, Jakarta Selatan.
"Kenapa Anies Baswedan, jawabannya adalah why not the best," sambung Paloh. [tum]