Jurnalmaritim.id | Indonesia merupakan negara dengan wilayah laut yang luas dan memiliki garis pantai terpanjang ke dua di dunia sehingga memiliki julukan negara maritim.
Indonesia diapit oleh benua Asia dan Australia serta samudera Pasifik dan Hinda. Letak Indonesia yang berada pada posisi geografis yang strategis menjadikan keuntungan yang besar bagi Indonesia sendiri karena dilewati oleh alur lalu lintas perdagangan dunia.
Baca Juga:
Dukung Ekonomi Maritim dan Energi Bersih, PLN Bangun ALMA di Pelabuhan Tanjung Ru Belitung
Direktur Strategi Kamla Bakamla Republik Indonesia (RI), yakni Laksma BAKAMLA Priyo Budi Leksono S.E, M.M., menyampaikan materinya pada Sekolah Duta Maritim Indonesia ASPEKSINDO pada Jum’at, 12 Agustus 2022 yang diadakan di Badan Penghubung Provinsi Kalimantan Utara, yang terletak di provinsi DKI Jakarta.
Sekloah Duta Maritim ini diadakan selama 10 hari yakni mula dari tanggal 9 hingga 18 Agustus 2022.
Materi yang disampaikan terkait keamanan maritim Indonesia dan Konsepsi Pemecahannya.
Baca Juga:
BMKG Sultra: Waspadai Cuaca Ekstrem Hingga 4 Januari 2023
Dalam penyampaian tersebut Laksma BAKAMLA Priyo Budi Leksono S.E, M.M mengatakan bahwa Perekonomian suatu negara akan hancur jika tidak terjaga kemaritimannya.
Berkaitan dengan agenda presiden Joko Widodo, yakni ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia dengan 5 pilar yakni terkait pembangunan dan pertahanan kemaritiman.
Melihat kemaritiman Indonesia terdapat beberapa peluang yakni akan potensi SDAnya, potensi perdagangan dunia, potensi pasar, hingga potensi ketenaga kerjaan nya.
Dibalik keuntungan-keuntungan tersebut, tentunya terdapat ancaman yang harus di waspadai, diantaranya yaitu infiltrasi budaya, konflik batas wilayah, invasi militer, illegal fishing, hingga pencemaran lingkungan.
Contoh kasus yang terjadi ialah Indonesia pernah bersengketa dengan Malaysia untuk mengklaim dua pulau yang berada di Selat Makassar, yakni Sipadan dan Ligitan.
Hingga pada tahun 2002, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan jatuh pada Malaysia.
Bukan hanya sekedar peran pemerintah,TNI, dan POLRI, generasi muda Indonesia harus ikut andil dalam pertahanan maritim Indonesia.
Diharapkan para Duta Maritim Indonesia tahun 2022 dapat menjadi role model yang dapat mengayomi masyarakat khususnya teman sebaya untuk menjaga pertahanan kemaritiman Indonesia dan memanfaatkan potensi yang ada secara optimal dan berkelanjutan. [jat]